Curug Orok ? Sempat bingung juga saya ketika membaca nama objek
wisata ini dari situs pemda garut. "Orok" yang berarti bayi
digabungkan dengan Curug yang berarti air terjun, apakah hal itu
berarti air terun yang ada berukuran kecil, sehingga pantas disebut
Curug Orok ? Sepotong foto yang menggambarkan objek wisata ini pada
di situs tersebut, malah semakin menambah rasa penasaran saya
karena terlihat cukup menarik untuk di kunjungi.
 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Air Terjun - Curug Orok Dalam foto terlihat objek manusia dewasa yang bisa dijadikan sebagai pembanding atas ukuran air terjun Curug Orok | |  | |  |
Sepulang dari objek wisata Telaga Bodas, kendaraanpun saya pacu
menuju ke lokasi Curug Orok. Jalan mulus dan berliku mengitari
daerah pegunungan tampak menarik sekali karena berada di antara
kawasan kebuh teh. Kendaraanpun bisa melaju dengan tenang, berbeda
jauh sekali kondisinya bila dibandingkan jalan menuju objek wisata
Telaga Bodas. Sesekali kami bertanya pada penduduk setempat untuk
mengetahui secara lebih pasti lokasi Curug Orok, mengingat koordinat
GPS yang saya punyai hanyalah sampai level kecamatan saja . Hampir saja objek wisata ini terlewati kalau saja secara
tidak sengaja saya menoleh ke sisi kiri jalan untuk membaca sebuah
tulisan yang terdapat pada sebuah gapura berwarna jingga-kuning
menyolok. Rupanya lokasi curug berada di bagian bawah jalan, dan
untuk menuju kelokasi tersebut mesti melalui jalan berbatu
melintasi areal kebun teh.
Kurang lebih 100 meter dari gerbang tersebut sampailah kami
disebuah lokasi yang terletak ditepi bukit. Dari area parkir,
tampak garis biru membentang di kejauhan yang ternyata merupakan
laut selatan dari pulau Jawa. Sinar matahari sore terhalang
perbukitan yang berada di sisi barat. Kunjungan di sore hari,
hampir menjelang maghrib dan usai turun hujan mengakibatkan tidak
ada lagi aktivitas apapun di objek wisata ini. Beberapa kios
penjual makanan dan cindera mata yang nampak berjajar disekitar
area parkir dan jalan setapak menuju air terjun tampak sudah pada
"tutup toko" semua, menambah kesan sunyi-senyap saat itu.
 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Air Terjun - Curug Orok Curug Corok dengan ktinggian +/- 20 meter dan debit air yang cukup tinggi di musim hujan | |  | |  |
Suara air terjun yang berada di bawah area parkir, terdengar
cukup jelas. Dari sela-sela pepohonan di atas bukit kami bisa
melihat Curug Orok yang ternyata menurut saya cantik sekali.
Putihnya curah air terjun dikombinasikan dengan dedaunan berwarna
hijau segar-basah karena hujan, mampu memberikan pemandangan yang
menyegarkan. Beberapa air terjun kecil nampak mengalir diantara
bebatuan dan rindangnya pepohonan yang ada di sekitar air terjun
utama. Begitu rapi dan teraturnya, sekilas nampak seperti miniatur
taman yang banyak dijumpai di taman-taman kota maupun taman
penghias rumah-rumah mewah.
Menelusuri jalan setapak menurun mendekati air terjun, nampaknya
mesti dilakukan dengan sedikit berhati-hati karena kondisi jalan
yang menjadi licin akibat diguyur hujan. Sesampainya di depan air
terjun, nampak jelas bahwa ukuran air terjun utama tidak lah
se-"orok" namanya, namun memiliki ketinggian +/- 20 meter dengan
debit air yang cukup deras pula. Beberapa air terjun "tambahan"
yang berada disekitarnya memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dan
hanya berupa kucuran air disela-sela pepohonan yang tumbuh subur
dan lebat di dinding air terjun.
 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Air Terjun - Curug Orok Laut Selatan yang berwarna biru membentang di kejahuan | |  | |  |
Berbeda jauh dengan kondisi air terjun yang tampak menarik untuk
dikunjungi, sarana atau fasilitas umun yang ada di sekitar lokasi
tampak "mengenaskan". Toilet umum yang berada dekat dengan air
terjun nampak sekali tidak terawat dan berkesan "asal ada" saja.
Atap genting yang ada hanya tinggal beberapa buah saja yang masih
menempel di kerangka atapnya. Lingkungan sekitar juga nampak
sedikit kotor oleh sampah-sampah palstik dan kardus yang dibiarkan
saja tergeletak di bagian pinggir. Belum lagi ulah para "grafiti"
yang dengan seenaknya meninggalkan jejak tulisan di bebatuan.
Duuuh.. kenapa ya hal itu mesti mereka lakukan mencari pengakuan
identitas diri 
Kolam penampungan air terjun yang ada dilokasi tidaklah terlalu
lebar/besar, namun mestinya cukup dalam juga bila melihat derasnya
limpahan air dari atas yang nampaknya cukup mampu menggerus tanah
dibawah kolam. Berhubung hari sudah semakin gelap, tidak mungkin
rasanya bagi kami untuk bermain-main air sejenak atau sekedar
mengukur kedalaman kolam penampungan air tersebut. Tidak adanya
sarana penerangan dilokasi tentunya akan membawa resiko tersendiri
buat kami bila hari sudah terlanjur gelap sedangkan jalan ke area
parkir yang terletak dibagian atas, sama sekali tidak ada
penerangan dan licin karena hujan. Tak ada alternatif lain kecuali
segera balik ke kendaraan dan berjalan pulang.
 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Air Terjun - Curug Orok Pemadangan unik, sebuah gunung diselimuti awan putih dan bias pelangi yang menaunginya | |  | |  |
Dalam perjalanan pulang, sempat memperoleh pemandangan unik
ketika sebuah gunung dengan bagian atasnya yang tertutup awan mirip
selimut putih, sementara disisi kanannya sebuah pelangi dengan
bentuk setengah lingkaran nampak jelas menaungi gunung. Sayang saat
akan memotret sinar matahari sudah semakin redup, sehingga tidak
berhasil memperoleh timing yang tepat karena waktunya singkat
sekali 
.............
Iseng sebelum artikel ini dibuat, saya menyempatkan diri untuk
mencari tahu melalui internet, latar belakang penamaan Curug Orok.
Dari sebuah artikel koran online*, saya mendapati bahwa penamaan
curug tersebut didasari karena seringnya ditemukan bayi meninggal
di lokasi tersebut. Bahkan bagi penduduk setempat penemuan mayat
bayi biasanya terjadi dua bulan sekali, dan karena dasar itu pula
air terjun tersebut "akrab" dijuluki Curug Orok => suatu hal
yang ..... 
*sumber: Pikiran Rakyat
|