[navigasi.net] Budaya - Candi Badut Arca Durga Mahesasuramardhini
Badut tidaklah selalu identik dengan jenaka atau hal-hal lucu
lainnya. Badut bisa berarti merupakan nama sebuah candi di
Kecamatan Karangbesuki, Kotamadya Malang. Kata Badut sendiri
berasal dari bahasa sansekerta "Bha-dyut" yang berarti sorot
Bintang Canopus atau Sorot Agastya. Hal itu terlihat pada ruangan
induk candi yang berisi sebuah pasangan arca tidak nyata dari Siwa
dan Parwati dalam bentuk lingga dan yoni. Pada bagian dinding luar
terdapat relung-relung yang berisi arca Mahakal dan Nadiswara. Pada
relung utara terdapat arca Durga Mahesasuramardhini. Relung timur
terdapat arca Ganesha. Dan disebelah Selatan terdapat arca Agastya
yakni Syiwa sebagai Mahaguru. Namun diantara semua arca itu hanya
arca Durga Mahesasuramardhini saja yang tersisa.
Dilihat bentuknya, Candi Badut mirip dengan candi-candi di Jawa
Tengah periode abad ke 8 hingga ke 10 terutama dikawasan dataran
tinggi Dieng seperti Candi Gedongsongo. Bahan Candi terbuat dari
batu andesit. Kaki candi polos tidak berhias. Pintu masuk diberi
penampil. Kalamakara yang menghias bagian atas pintu tidak memakai
rahang bawah.
[navigasi.net] Budaya - Candi Badut Pipi/dinding tangga yang dihiasi ukiran kinarakinari (mahluk surga berbadan burung berkepala manusia yang bertugas memainkan musik surgawi)
Candi Badut dulunya dikelilingi oleh tembok yang sekarang sudah
hilang. Beberapa runtuhan candi masih tampak berserakan disana-sini
yang tentunya merupakan bagian tertentu dari candi yang hingga
sekarang belum bisa dipastikan bagaiman bentuk asalnya. Sebuah
tangga yang diapit oleh pipi tangga dihiasi ukiran kinarakinari
(mahluk surga berbadan burung berkepala manusia yang bertugas
memainkan musik surgawi). Bidang hias disamping relun-relung candi
dihias dengan pola bunga. Atapnya runtuh. Dihadapan pintu masuk
terdapat alas candi perwara yang lebih kecil sebanyak tiga buah. Di
halaman candi sebelah Utara dan Selatan terdapat dua buah batu
berbentuk kubus dengan sebuah lubang persegi empat.
[navigasi.net] Budaya - Candi Badut Lingga - Yoni yang terdapat di ruang tengah dalam candi
Candi ini ditemukan pada tahun 1921 dimana bentuknya pada saat
itu hanya berupa gundukan bukit batu, reruntuhan dan tanah. Orang
pertama yang memberitakan keberadaan Candi Badut adalah Maureen
Brecher, seorang kontrolir bangsa Belanda yang bekerja di Malang.
Candi Badut dibangun kembali pada tahun 1925-1927 di bawah
pengawasan B. De Haan dari Jawatan Purbakala Hindia Belanda. Dari
hasil penggalian yang dilakukan pada saat itu diketahui bahwa
bangunan candi telah runtuh sama sekali, kecuali bagian kaki yang
masih dapat dilihat susunannya.
Batu-batu yang ada disekitarnya kemudian dipilah-pilah dan
dikumpulkan menurut jenis dan ukurannya. Atas dasar inilah kemudian
dicoba untuk menyusun bangunannya. Pada tahun 1926 seluruh bagunan
bagian kaki dan tubuh dapat dibangun kembali, kecuali bagian
atapnya yang tidak dapat diketemukan kembali. Pada tahun 1990-1993
kembali dilaksanakan pemugaran Candi Badut oleh Kanwil Depdikbud
dan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur, melalui
Proyek Pelestarian/Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Jawa Timur, yang dilaksanakan secara bertahap. Upaya pelestarian
dan pembinaan Benda Cagar Budaya ini dimaksudkan agar warisan
budaya kita tetap lestari yang dapat menunjukkan jati diri kita
sebagai bangsa yang berbudaya.
sumber: artikel wisata
di lokasi dan buku Petunjuk Wisata Sejarah Kabupaten Malang