Login

 

 
 

Artikel: Budaya - Candi Pari

 

 artikelgalerilokasiforum

 


[navigasi.net] Budaya - Candi Pari
Candi Pari yang memiliki postur "tambun", merupakan pengaruh dari kebudayaan Campa - Vietnam

Telah dilihat: 8925x

Penulis

:

   Buyung Akram

Referensi

:

-

 

Lokasi

:

Candipari;Porong;Sidoarjo

Koordinat GPS

:

S7.516650 - E112.681540

Ketinggian

:

5 m

Fotografer

:

 

 

 

 

 

Tanggapan: 0 

 

 

Galeri: 8 

 



[navigasi.net] Budaya - Candi Pari
Anak tangga yang berada pada kaki candi tidak langsung menuju ke arah pintu candi, suatu model yang tidak lazim di arsitektur candi Jawa Timur
Saat mengunjungi salah toko buku di Surabaya, saya iseng membuka sebuah peta daerah, yakni kabupaten Sidoarjo. Keisengan tersebut malah berubah menjadi suatu ketertarikan setelah melihat sebuah foto candi berwarna merah yang tampak cukup besar sipeta tersebut. Saya sama sekali tidak pernah tahu bahwa di Sidoarjo ada peninggalan budaya dalam bentu candi apalagi candi dengan ukuran sebesar itu sama sekali diluar dugaan saya. Total terdapat 3 buah candi di wilayah kabupaten Sidoarjao, dan tanpa berpikir panjang lagi langsung saja saya beli peta tersebut.

Berangkat menuju loksi candi tampaknya bukan hal yang sulit, meskipun papan penunjuk lokasi keberadaan candi tersebut masih minim sekali. Namun masyarakat Sidoarjo umumnya telah mengenal akan lokasi candi ini, setiap orang yang ditanyai dimana lokasi Candi Pari, selalu dapat menunjukkan dengan baik arah yang harus di tuju. Candi itu sendiri berada ditepi jalan utama desa, sehingga akses menuju lokasi bisa dilalui dengan menggunakan kendaraan roda empat. Sayang tidak adanya area parkir yang memadai mengakibatkan kendaraan yang saya gunakan terpaksa parkir disalah satu pekarangan penduduk.

Candi pari berdiri diatas bidang tanah ukuran 13,55 * 13,40 meter, dengan ketinggian 13,80 meter. Candi Pari tidak memiliki bentuk seperti umumnya candi-candi jawa timur lainnya. Bentuknya yang agak tambun dan tampak kokoh seperti candi-candi di Jawa Tengah.  Pengaruh Champa (salah satu wilayah di vietnam) nampak cukup kental mempengaruhi bentuk candi ini.


[navigasi.net] Budaya - Candi Pari
Sisi candi yang memperlihatkan pintu masuk ke dalam candi dan miniatur candi yang selalu terdapat pada sisi utara, timur dan selatan candi

NJ Krom (Belanda) dalam bukunya "Inleiding tot de Hindoe", menyebutkan hubungan antara Indonesaia dan Champa sudah terjalin sejak jaman prasejarah, hal ini berdasarkan temuan nekara-nekara perunggu gaya Dong - Son di Jawa. Pada masa klasik hubungan dagang ini semakin meningkat lagi. Sumber prasasti dari periode Jawa Timur abad 15 masehi, terdapat dalam Hikayat Hasanudin (Jan Edel 1983) dan kitab sejarah Melayu (Situmorang dan Tecuw 1952). Peristiwa tersebut terjadi setelah jatuhnya pemerintahan Raja Pan Kubah akibat serangan Raja Koci, yaitu pengungsian orang-orang Campa ke Jawa karena stabilitas di negeri Campa tidak aman. Dalam hubungannya dengan Candi Pari, pengungsian orang-orang Campa ke Jawa tahun 1318 Masehi oleh penguasa Majapahit kedatangannya diterima dengan baik, konsekuensi logisnya disediakan tempat untuk Raja Campa dan pengikutnya dan akhirnya asimilasi tersebut tampak pada bangunan di Candi Pari, yakni bangunan suci berkarakter Jawa yang dipengaruhi kesenian Campa.

Candi pari didirikan pada tahun 1293 saka (1371 masehi), sesuai dengan apa yang dipahatkan diatas pintu masuk candi. Dengan demikian Candi Pari didirikan pada masa kejayaan Majapahit dibawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Adapun ciri-ciri Campa pada banguna Candi Pari justru menunjukkan tingginya toleransi dibidang kebudayaan di masa tersebut.


[navigasi.net] Budaya - Candi Pari
Ornamen yang ada pada dinding sisi utara, timur dan selatan candi berupa miniatur candi dengan atapnya bertingkat lima dengan puncaknya berbentuk kubus, bagian atas ambang pintu dan pada masing-masing tingkatan atap miniatur candi terdapat hiasan teratai dan dipuncaknya ada hiasannya

Bangunan Candi Pari didominasi oleh bata merah pada bagian badannya, sedangkan ambang atas dan bawah pintu masuk bilik candi menggunakan batu andesit. Bagian kaki candi memiliki ukuran 13,55 * 13,40 meter dn tinggi 1,50 meter, pada bagian ini terdapat dua buah jalan masuk ke bilik candi dalam bentuk susunan/trap anak tangga dengan arah utara-selatan dan  selatan-utara, jalan masuk seperti ini tidak ditemui dalam candi-candi lain dijawa timur. Pada bagian dalam bilik candi saat ini tidak ditemukan arca sama sekali, akan tetapi dibagian tengah dari sisi dinding timur ( diantara lubang angin ) terdapat sebuah tonjolan sebagai sandaran dinding arca. Dulu daerah sekitar candi pernah ditemukan dua arca Siwa Mahadewa, dua arca Agastya, tujuh arca Ganesha dan tiga arca Budha yang semuanya telah disimpan di Museum Nasional Jakarta.

Candi Pari tidak memiliki ornamen. Pada kaki candi terdapat hiasan berbentuk panel yang polos tanpa hiasan. Sedangkan dibagain tubuh candi terdapat pahatan semacam panel-panel besar polos tanpa hiasan. Di dinding barat tepat diatas pintu masuk terdapat hiasan segitiga sama sisi dengan bagian kecilnya berada di atas. Pada bagian tengah dinding utara, timur dan selatan terdapat hiasan miniatur yang atapnya bertingkat lima dengan puncaknya berbentuk kubus, bagian atas ambang pintu dan pada masing-masing tingkatan atap miniatur candi terdapat hiasan teratai dan dipuncaknya ada hiasan (angka) atau Sangkha ? Candi pari yang kita lihat saat ini merupakan hasil pemugaran tahun 1994-1999 oleh Kanwil Depdikbud dan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur melalui dana Proyek Pelestarian/Pemanfaatan Peninggalan Sejarah  dan Purbakala Jawa Timur.

navigasi.net 2003 - 2024