Berawal dari perjalanan iseng menuju lokasi tambang emas di daerah
Pongkor, sepulang dari objek wisata Gua Gedawang, penulis tanpa
sengaja membaca papan penunjuk objek wisata Prasasti Batutulis
Jambu. Dari literatur yang pernah penulis baca, memang ada petunjuk
bahwa terdapat prasasti lain peninggalan kerajaan Tarumanegara yang
berkaitan erat dengan Prasasti Ciaruteun. Hanya saja lokasi dimana
objek prasasti itu sebenarnya berada masih dalam tanda tanya besar
karena minimnya informasi. Untunglah dalam perjalanan kali ini
berhasil menemukan petunjuk akan keberadaan lokasi prasasti
tersebut, terlebih jarak yang tercantum menyatakan angka 700 meter,
suatu jarak yang tidaklah jauh.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Budaya - Prasasti Jambu Batu penunjuk jarak tempuh kelokasi Prasasti Jambu. Dari batu ini pengunjung harus berjalan lurus melewati batu tersebut, bukan belok ke arah kanan . | | | | |
Sempat bingung untuk memarkirkan mobil mengingat tidak adanya
areal parkir, dan jalan yang akan dilalui langsung berupa gang
kecil diantara pemukiman penduduk. Akhirnya diputuskan untuk
memarkirkan mobil ditepi jalan utama, dan aktivitas perjalanan
menuju lokasipun segera dimulai.
Awal perjalanan dimulai dari gang kecil diantara rumah penduduk,
kemudian beralih ke areal perkebunan dan sawah. Sering bertanya
kepada penduduk setempat akan letak prasasti perlu dilakukan,
karena praktis tidak ada lagi penunjuk arah. Untungnya meskipun
terkadang berjalan di antara pepohonan, signal GPS masih cukup kuat
sehingga bisa dilakukan track record terhadap jalan yang telah
dilalui.
Sempat terkejut pula setelah bertanya dimana lokasi prasasti
tersebut, seorang ibu petani menunjukkan suatu bangunan yang cukup
jauh letaknya dipuncak bukit. Kepalang basah, perjalanan sudah
dilakukan maka tidak ada istilah kembali, kecuali setelah sampai
ditempat tujuan. Perjalananpun dilanjutkan dan kontur jalan mulai
berubah menanjak setiba dikaki bukit. Meskipun sempat tersesat di
kebun rumput gajah penduduk, namun akhirnya berhasil juga mencapai
tujuan dengan sedikit terengah-engah.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Budaya - Prasasti Jambu Pemandangan alam sekitar objek wisata | | | | |
Prasasti Jambu terletak di puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir
Gintung, Kecamatan Leuwiliang. Hal yang menggembirakan adalah
adanya proses renovasi yang hampir selesai dilokasi tersebut
sehingga areal sekitar prasasti terlihat rapi dan tidak ada sampah
seperti yang acapkali kita lihat di objek-objek wisata lainnya.
Panorama perbukitan dengan hembusan angin dan udara yang sejuk,
cukup menjadikan objek wisata ini terasa nyaman dikunjungi.
Sentral objek wisata ini berupa sepasang tapak kaki yang
tercetak pada sebuah batu dengan dua baris huruf Palawa, mirip
sekali dengan Prasasti Ciaruteun. Bedanya, batu yang digunakan pada
Prassasti Ciaruteun adalah batu kali/sungai berwarna hitam
sedangkan Prasasti Jambu menggunakan jenis batu yang mirip batuan
andesit namun berwarna putih kecoklat-coklatan. Hali lain, asal
mula Prasasti Jambu memang terletak di puncak bukit, sedangkan
Prasasti Ciaruteun berada di pinggir sungai yang kemudian
dipindahkan ke lokasi yang lebih tinggi.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Budaya - Prasasti Jambu Huruf Palawa dengan Bahasa Sansekerta yang berisi dua baris puisi/pujaan terhadap Raja Purnawarman | | | | |
Adapun dua baris prasasti yang tercetak di batu tersebut
berbunyi:
"shriman data kertajnyo narapatir - asamo yah pura tarumayam
nama shri purnnavarmma pracurarupucara fedyavikyatavammo tasyedam -
padavimbadavyam arnagarotsadane nitya-dksham bhaktanam yangdripanam
- bhavati sukhahakaram shalyabhutam ripunam".
Dengan terjemahan menurut Vogel :
"Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang
tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta
baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya;
kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil
menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan
kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan
duri bagi musuh-musuhnya".
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Budaya - Prasasti Jambu Batu asah, konon batu ini digunakan untuk mengasah peralatan perang/pedang Raja Purnawarman | | | | |
Jelas sekali bahwa prasasti itu berisi pemujaan terhadap
kehebatan dan kesaktian Raja Purnawarman dalam
peperangan-peperangan yang berlangsung pada masa itu.
Kurang lebih dari Prasasti Jambu juga terdapat batu besar yang
menurut pemandu setemapt merupakan batu tempat mengasah peralatan
perang/pedang dari Raja Purnawarman. Terlihat jelas pada sisi
bagian atas dari batu terebut, bekas gesekan dengan benda lain,
mirip seperti yang sering kita lihat pada permukaan batu untuk
mengasah pisau dapur. Sayangnya pada sisi-sisi batu ini, banyak
sekali dijumpai coretan-coretan yang dilakukan oleh tangan-tangan
yang tidak bertanggung jawab akan kelestarian benda purbakala.
|