Mengunjungi objek wisata Situ Bagendit bukanlah hal yang sulit.
Jalan aspal mulus semenjak dari kota Garut memungkin segala macam
jenis kendaran bisa digunakan untuk menuju kesana. Nama Situ
Bagendit sendiri bersal dari legenda rakyat setempat. Situ artinya
danau kecil, sedangkan Bagendit diambil dari nama Nyai Endit. Nyai
Endit adalah seorang janda kaya raya, tamak, serakah, dan sok kuasa
di desanya. Karena ketamakannya, suatu hari seorang pengemis tua
memberinya pelajaran. Akibatnya rumah dan segala harta kekayaan
Nyai Endit hanyut oleh air. | | | | | | |
| | | [navigasi.net] Danau - Situ Bagendit Rakit dari bambu yang siap mengantar pengunjung melintasi danau | | | | |
Objek wisata ini memiliki potensi pemandangan alam yang cukup
menarik, sebuah danau besar dengan latar belakang gunung yang
menjulang tinggi terlimuti awan di bagian atasnya nampak indah
dipandang mata. Beberapa rakit terbuat dari bambu dengan atap dan
tempat duduknya yang berwarna-warni, siap mengantar pengunjung
untuk mengarungi danau. Tidak hanya rakit, perahu kecil berbentuk
angsa dan kano juga disediakan bagi mereka yang ingin lebih privasi
dalam menikmati perjalanan melintasi danau. Sekumpulan bunga
teratai tampak bermekaran disalah satu sudut danau.
Sementara di tepi danau sendiri, tampak beberapa pengunjung asik
melemparkan kail, berharap mendapatkan ikan. Sekelompok pengunjung
asik berteduh dibawah pepohonan rindang sambil menggelar tikar dan
menyantap bekal. Sebuah kereta api mini juga tersedia sebagai
salah satu bentuk lain dari hiburan yang ada. Sayangnya, jalur yang
dilewati tidaklah jauh dan kurang menarik, karena hanya
berputar-putar dalam jarak yang pendek dan memutari tempat yang
dipenuhi oleh pengunjung dan penjaja/pedagang kaki-lima. Kemana
saja kereta itu berputar masih bisa dilihat dari berbagai tempat,
suatu bukti bahwa pemandangan yang ditawarkan saat menaiki kereta
api tersebut nggak jauh beda dari orang yang hanya sekedar duduk
atau berdiri dilokasi tersebut. Seandainya rute yang dilalui kereta
api tersebut lebih jauh lagi, katakanlah memutari Situ Bagendit
atau cukup separuhnya saja tentulah akan lebih menarik lagi untuk
dicoba.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Danau - Situ Bagendit Kereta api mini yang beroperasi di tepi danau. Sayang rute perjalanannya pendek dan melintasi area yang kurang menarik | | | | |
Sebuah kolam renang yang ada di pinggir Situ Bagendit juga tidak
berfungsi lagi dengan baik. Warna air yang ada didalam kolam
tersebut sudah berubah menjadi coklat. Kabarnya air dari kolam
renang tersebut tercampur dengan rembesan air yang berasal dari
Situbagendit, suatu hal yang tak perlu terjadi jika perencanaan dan
pembangunan kolam tersebut telah dilakukan dengan baik. Saat saya
berkunjung ke Situ Bagendit awal Januari 2005, kolam renang itu
sudah ditutup untuk umum. hal yang sangat disayangkan mengingat
anggaran yang telah dikucurkan untuk pembangunan objek wisata Situ
Bagendit mencapai 700 juta*.
Tentunya penanganan yang lebih serius dalam mengelola objek
wisata ini akan mampu menyedot jumlah pengunjung yang lebih banyak
lagi. Karena bagaimanapun juga secara natural Situ Bagendit memang
berpotensi dan menarik sekali untuk dikunjungi, terelbih diwaktu
matahari terbit/tenggelam, nampaknya akan mampu memberikan nuansa
tersendiri bagi pengunjungnya.
*sumber: Pikiran Rakyat
|