Bromo di musim liburan July ini cukup ramai. Puncak Penanjakan
di malam minggu sangat ramai oleh pengunjung yang menanti
pemandangan spektakular matahari terbit. Antrian motor dan jeep
hardtop membikin sempit lahan parkir yang sangat terbatas. Tersedia
banyak Jeep sewaan dgn pengemudinya yg piawai. Terdapat 200-an jeep
yg siap mengantar dgn tarip 110K pp dari Cemoro Sewu ke Kawah Bromo
dan Penanjakan round trip.
Penanjakan yg merupakan titik tertinggi di Bromo-Tengger dapat
dicapai dari Cemoro Lawang maupun dari Tosari. Dari Cemoro Lawang
turun ke dalam kaldera berpasir yang amat luas seperti didalam
sebuah mangkuk kawah raksasa dgn dindingnya yg berketinggian 300
meter; dari sini menanjak lagi 600-an meter kearah gunung melalui
jalan aspal sempit berkelok-kelok dgn sedikit bahu jalan ditepi
jurang yang cukup utk kendaraan satu arah, dan sudut tanjakan yang
cukup heboh 60 derajat.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Gunung/Kawah - Bromo | | | | |
Cukup gamang pertama kalinya, seperti menuju ke puncak pelepasan
jet coaster. Jalan ini tentunya hanya pas buat pengemudi lokal yg
memang tangguh dan bernyali besar. Kebanyakan orang sulit utk
membayangkan seandainya harus berpapasan di tikungan sempit,
berhenti menggantung setengah kopling, mencari celah menghindar,
krn tak ada ruang yg mungkin selain jurang jika membuat kesalahan.
Sungguh, tdk cukup “pede” utk melakukannya. Namun
sesudahnya, pemandangan spektakular ke seantero dataran tinggi
Tengger di atas puncaknya adalah imbalan yg sangat memadai.
Dari sini, Gunung Bromo, Batok, Kursi dan Widodaren terlihat
kecil dgn latar belakangnya Gunung Semeru yg batuk2 setiap 15
menit. Penanjakan sebenarnya paling mudah dicapai dari arah
Pasuruan, Tosari dgn tanjakannya yg normal. Setelah Penanjakan
perjalanan diteruskan ke puncak Bromo dgn mengarungi lautan pasir.
Selain dari pada kuda, kendaraan hanya bisa mendekati 500 meter
dari awal undakan dan diteruskan dgn berjalan kaki, sebelum mendaki
223 tangga sampai ke tepi kawah yg masih cukup aktif. Sebuah sepeda
motor lokal dgn jenis Honda GL terlihat di parkir di pinggir tangga
kawah Bromo, suatu keahlian dari pengendaranya yg mampu mencapai
tempat ini.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Gunung/Kawah - Bromo | | | | |
Setelah Bromo dan Penanjakan, rasanya sayang jika kesempatan
tidak dipakai utk terus berkeliling pegunungan Tengger, sampai ke
danau Ranu Pane di kaki Gunung Semeru. Perjalanan diarahkan ke
Selatan mengelilingi kaldera Tengger melalui rute sisi timur.
Temperatur pegunungan tengger berkisar 10 oC dan bisa mencapai nol
derajat pada malam hari di musim kemarau.
Ditengah jalan berpapasan dua buah sepeda motor yg kelihatannya
sedang bermasalah; rupanya salah satu-nya berhenti lantaran filter
udaranya nya kemasukan debu kendaraan yg lewat. Mereka terjebak
disini menunggu bantuan selama 2 hari, tidur kedinginan di tengah
gurun. Perjalanan dilanjutkan lagi ke desa Ranu Pane, setelah satu
jam berhenti memberi bantuan.
Jalan ke Ranu Pane dari arah Kaldera merupakan jalan tanah
berpasir bercampur batu2-an bekas jalan beton yg sudah rusak, dgn
lubang dan gundukannya yg cukup menggangu utk kendaraan dgn profil
ban standar. Jeep disini menggunakan minimal ban 31 dgn anting2
peninggi.
Ditengah perjalanan berpapasan dgn sebuah minibus standar yg
berhasil lewat dgn susah payah dari arah Lumajang melalui Sendoro,
Ranu Pane dan terus turun ke Kaldera menuju Pura di dekat Bromo.
Utk itu ia dikawal oleh jeep sewaan dari Ranu Pane yg menarik
keluar setiap kandas di gundukan pasir / batu. Beberapa sepeda
motor dari arah Ngadas / Gubuk Klakah berhasil melalui rute ini dgn
perjuangannya sendiri.
Sesekali terlihat jejak roda2 kendaraan berbagai jenis yg selip
di pasir. Dikiri kanan jalan terlihat padang rumput yg menguning
kekeringan dan berbagai macam bunga2an warna warni khas pegunungan
yg menunggu datangnya hujan.
Pemandangan disini tidak kurang indahnya, seolah berada di
ruangan tiga dimensi dgn dimensi ketinggiannya yg mencolok. Sulit
buat kamera utk menceritakannya selain dgn sepasang mata.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Gunung/Kawah - Bromo | | | | |
Di ujung selatan puncak kaldera bertemu simpang tiga jalan,
kekanan menuju Tumpang Malang dan kekiri ke arah Ranu pane. Jalan
ke Ranu pane ada ditepi hutan pegunungan Perhutani yg masih terjaga
baik dan seterusnya memasuki kebun kentang penduduk. Ranu
pane sebuah perkampungan di ketinggian 2300 m dpl, terlihat damai
dan sejuk, dgn latar belakang kerucut puncak Semeru. Di
belakang desa ini ditemui dua danau dgn airnya yg kehijau2an,
danau Ranu Pane dan Danau Ranu Regulo. Ranu Pane ini adalah pos
awal pendakian ke puncak Semeru. Disini juga terdapat pos Jeep
sewaan spt halnya di Cemoro Lawang.
Bedanya di Cemoro Lawang jeepnya terkesan trendy mengikuti model
terakhir, sedangkan di Ranu Pane lebih mengarah ke angkutan sayur,
penumpangnya harus berdiri di bagian belakang dalam kerangkeng
besi.
Tak terasa 5 jam dihabiskan utk putar2 kaldera pegunungan
tengger yg merupakan Taman Nasional yg sangat bagus utk dikujungi
oleh klub2 adventure baik sepeda motor, jeep ataupun MTB secara
berkelopmpok. Gue ngebayangin pergi rame2 bawa kendaraan, buka
tenda, api unggun, kedinginan dan kopi panas terasa nikmatnya
dibandingkan kehidupan rutin kota.
Satu yg mungkin cukup penting kalau baru pertama kalinya melalui
daerah ini barangkali perlunya kendaraan pemandu dari setempat atau
paling tidak mengajak penduduk. Karena walaupun terlihat cukup
mudah dari atas Cemoro Lawang, begitu turun ke kaldera cukup
bingung juga mencari jalan. Tanda satu2 nya disini adalah jejak2
ban kendaraan yg lewat sebelumnya. Keluar dari jalur bisa jadi
ketemu lubang-lubang dibalik rumput yg tdk mudah terlihat atau
pasir lunak yg bisa menjebak roda. Patok batu hanya tersedia utk
lintasan Cemoro Lawang ke kawah Bromo saja.
Tetapi kalau sudah pernah kesini sebelumnya, saya kira tidak ada
yg perlu dikawatirkan. Terlihat banyak sepeda motor bebek atau
mobil2 non 4x4 dari penduduk sekitar dan Malang yg lalu lalang dgn
santainya di kaldera pada di ketinggian dgn jalan yg curam.
|