Login

 

 
 

Artikel: Gunung/Kawah - Halimun

 

 artikelgalerilokasiforum

 


[navigasi.net] Gunung/Kawah - Halimun

Telah dilihat: 5218x

Penulis

:

   hantulaut

Referensi

:

-

 

Lokasi

:

-;-;Bogor

Koordinat GPS

:

S6.779583 - E106.537528

Ketinggian

:

1929 m

Fotografer

:

 

 

 

 

 

Tanggapan: 2 

 

 

Galeri: 7 

 


Seminggu silam perjalanan dari Jakarta ke Gunung Halimun agak "lelet". Siang telat baru sampai di kantor PHPA Kehutananan wilayah Parakan Salak. Mendung tebal dan hujan berkali kali menghajar mobil sepanjang jalan menuju kesana. Di kantor PHPA minta ijin dan bayar ongkos untuk menginap di wanariset Cikaniki.  Dari kantor itu masih harus menempuh perjalanan sekitar 14 km melewati desa Cipeteuy. Didesa ini jalan aspalnya habis, dan berganti jalan rusak berbatu besar besar. Begitu batas jalan aspal habis, banyak terlihat pemandangan bagus.


[navigasi.net] Gunung/Kawah - Halimun

Mobil engga berani dipacu, pelan tapi konstan tetap jalan dengan lompatan-kejut yg liar kekiri dan kekanan. Gile, lebih edan dari naik kora kora sialan di dufan! Taruhannya disini masuk ke jurang sedalam lebih dari 10 sampai 200m. Kalo engga ringsek meluncur masuk terus kedasar jurang, atau kalau untung dikit yaa paling nyangkut dipohon raksasa, atau cuma menabrak tebing.  Tikungan, tanjakan, turunan, kemiringannya, serta bebatuan yang licin, kabut plus hujan membuat mata engga boleh meleng. Bahkan nyalain rokok yg biasanya dilakukan sambil mobil jalan saja, kali ini harus berhenti total dulu baru nyalain (sudah dua kali hampir nabrak pohon dan tebing batu, hehe, kapok lah engga mau coba-coba lagi deh). Setelah melewati beberapa desa yang rumahnya berjauhan, sampailah di tugu gerbang perbatasan cagar alam Gunung Halimun. Masih harus menempuh jarak 5,5 km lagi. Jika jalan kaki, diitung satu kilometer adalah satu jam. Kecepatan mobil 4-5 kali kecepatan org jalan kaki. Jadi, yah sekitar 2 jaman deh.   Hutan ini sepi asli, engga ada penduduk. Namanya juga hutan asli, cagar alam tidak boleh ditempati manusia. Diatas kepala kita adalah payung raksasa canopy hutan yang lebat, kabut menggantung didedaunan tebal, lalu belasan burung surili hitam melompat-lompat dibebatuan, ada air menguyur dijalanan membuat ujung sepatu boot tenggelam, kupu kupu berterbangan dengan warna-warni meriah, lalu cahaya sore yang meredup susah payah menembus dedaunan, dan jurang dalam disebelah kaki berdiri. Tidak bisa diceritakan... harus datang kemari dan lihat sendiri.  Suasananya redup dan romantis.

Vegetasinya mengagumkan, lebat, rapat, tebal canopy nya. Ketebalan atap pepohonan itu terbukti membuat GPS ini sempat macet beberapa saat, signal satelit tidak mampu masuk menembus hutan. Alat bantu navigasi canggih ini memble merem melek dibuatnya (alat ini dibutuhkan karena saya bukan Forest Rangers, cuma "piknikers" saja kok hehe).  Buat yang suka hutan dan isinya, ini jelas perjalanan yang asik. Hutan dengan ekosistem terjaga baik yang bisa dilihat disebuah propinsi bernama Jawa Barat, dipulau ini yangg kondang punya "WC terpanjang didunia". Bayangan sih ketemu tempat beginian cuma ada di Sumatra, di Taman Nasional Kerinci Seblat, tapi bukan di Sukabumi.


[navigasi.net] Gunung/Kawah - Halimun

Disini saat malam, sempatkan melihat jamur ber-fosfor, menyala dimalam gulita, alamak eloknya tiada banding. Jamur itu tidak setiap saat bisa ditemui, hanya jika hujan siang harinya, maka malamnya dia akan "merekah bersinar", dan baru tiga hari terakhir ini turun hujan disini, dasar beruntung! Aduh senangnya, Disini kita berjalan di canopy trail dengan senter dalam gulita malam, lalu senter dimatikan... tau tau dikiri kanan muncul sinar kecil-kecil sebesar jarum pentul menempel dipepohonan dan ditanah. Membayangkan jika itu jumlahnya ratusan, seperti dikelilingi titik-titik sinar putih kehijauan (mirip bijih tasbih fosfor yang dijual dipasaran itu lho, ini menempel dipohon dan tersebar gitu), kiri kanan dikelilingi cahaya aneh seperti itu, .. hmmm. Di Kalimantan ada akar kayu yang bisa menyala dimalam hari karena memuat endapan fosfor, jika kambium akarnya kita belah maka akan keluar sinar menyala. Buat orang yang tidak mengerti, itu bisa dianggap "benda bertuah" yang menyala secara ghaib, wangsit sakti.  Selain jamur menyala itu, disini juga ada kunang-kunang malam, berkelip bersama kepakan sayapnya. Indah. Jumlahnya tidak banyak, tapi lumayan menghibur ketika malam sendirian dan mereka nongol berterbangan. Melihat mereka terbang sambil menyandarkan tubuh dibatang pohon, dan bintang diatas kepala adalah kombinasi terbaik yang bisa dinikmati dimalam hari (liat lainnya engga bisa kan).

Gunung Halimun dikenal sebagai area populasi beberapa binatang langka seperti macan tutul pohon, macan kumbang, owa abu abu jawa dan elang jawa. Peneliti gabungan JICA Japan dan LIPI atau beberapa lembaga riset Eropa dan Amerika kerap menyambangi area ini secara regular. Bahkan JICA Japan membangunkan satu wanariset cukup megah ditengah hutan dipintu masuk area ini yang juga merangkap sebagai guest house tamu yg akan menginap disini.  Bicara soal macan disini, tidak bisa dilepaskan dari mistik lokal. Para peneliti mamal top predator ini percaya bahwa rangkaian gunung disini merupakan "last eden" untuk family kucing raksasa ini, namun mereka hanya bisa meneliti diarea sekitar Halimun 1 serta Gunung Salak, Gunung Gede. Sedangkan di Gunung Halimun 2 kehadiran peneliti ditolak oleh Abah Anom, karena dia dan pengikutnya (kepercayaan Sunda Wiwitan), percaya bahwa semua macan itu adalah peliharaan Prabu Siliwangi dan pantang untuk diusik sekalipun untuk keperluan riset. Ada sih kejadian aneh memang, ketika peneliti itu menyebarkan belasan alat potret otomatik di Halimun 1 untuk pendataan populasi macan jawa, ada beberapa "bentuk ganjil" terekam dalam foto. Yah kayak "dunia lain", jin-nya ikut mejeng, bukan foto macan yang didapat malah mahluk yang nggak jelas species apaan dari gumpalan asap warna merah api. Disekitar desa Cileles di Gunug Halimun 2, penduduk dan orang yang melintas diarea itu kerap bertemu dengan satu mahluk pendek mirip anak kecil tapi tubuhnya berwarna kulit merah. Tidak ada yang tahu itu apa dan ngapain mahluk aneh itu suka nongol diarea tsb. Tidak juga jelas apakah dia menyerang penduduk lokal atau engga. Bentuknya manusia sih.


[navigasi.net] Gunung/Kawah - Halimun

Penduduk disini kalau malam engga berani kelayapan jauh dari pusat kampung, anak-anak mereka dilarang keluar rumah. Tapi kalo orang kota kemari, dengan nyantainya keluyuran potong hutan. Petugas PHPA nya aja sewaktu diajak tour potong hutan malam hari, dia ogah dan wanti-wanti. Binatang buas paling mematikan yang suka kelayapan sampai kekampung adalah macan tutul dan macan kumbang hitam. Hewan liar lainnya seperti babi hutan, berang-berang, tupai, anjing hutan, ular python 2-3 meteran, musang sih biasa aja buat mereka. Kalo pun mereka keluar rumah melintas kebun sawah, itupun selalu bawa golok, engga berani polosan saja jalan "melenggang-kangkung" dan mereka tidak mau kedekat perbatasan hutan saat malam, takut. Karena rawan dengan macan tutul dan macan kumbang, area ini enga rekomen buat liburan keluarga bawa anak istri, terlalu riskanlah. Kalo maunya tidur di wanariset Cikaniki, itu baru utk keluarga, piknik.   Sudah biasa ada kejadian ternak diterkam macan, dan hebatnya JICA Japan akan membayar ternak yg mati itu asal penduduk tidak membunuh macan itu. Waktu malam menginap dibatas hutan, sempat merasa takut dua kali, engga liat apa-apa tiba-tiba saja timbul rasa takut. Celingukan kiri kanan engga liat apa-apa kok, tapi rasa takut kerasa banget menusuk-nusuk (feeling emang engga bisa dibohongi ya, sekalipun mata engga lihat apa-apa dimalam gelap). Sekali takut, lalu hilang begitu saja, lalu sejam kemudian begitu lagi kerasa mencekam menakutkan.  Ada perasaan sunyi yang luarbiasa, aneh rasanya tidak ketemu dengan manusia, tidak ada yg diajak bicara, tidak ada apapun. Seluruh indera kita yang bertahun tahun dipakai buat mikir, bicara nerocos terus, atau berpikir pekerjaan, mendadak di"matikan" selama  disini. Ada perasaan bingung yang amat sangat dan tidak lumrah karena tidak bisa bicara dengan manusia hidup. Sunyi senyap menggigit seperti dinginnya malam. Jika dipikir, sungguh menyenangkan untuk sesaat kita tidak usah bicara dengan manusia, dan "rasa" sunyi ini tidak akan bisa diceritakan jika tidak mengalami sendiri.


Balai Taman Nasional Gunung Halimun
Jl Raya Cipanas Kabandungan POBOX 02 Parung Kuda Sukabumi Telp 0266-621.256/621.257
navigasi.net 2003 - 2024