Nama Kamojang mungkin sudah pernah Anda dengar sebelumnya karena di
tempat inilah untuk pertama kalinya dibangun pembangkit listrik
tenaga panas bumi di Indonesia. Namun, sudahkah Anda berwisata ke
kawah Kamojang?
Pengalaman berjalan di antara semburan uap panas bumi itulah
yang akan Anda temui di Kamojang. Mendebarkan, menegangkan,
sekaligus mengkhawatirkan, karena bisa saja tiba-tiba perut Bumi di
bawah kita bergolak lebih giat sehingga memuntahkan isinya lebih
banyak di permukaan.
"Tapi enggak usah terlalu takut. Secara rutin, kawah-kawah itu
diperiksa kok sehingga tidak membahayakan. Selama bertahun-tahun
lokasi wisata ini dibuka, belum pernah ada korban," papar Rahmat
menenangkan siapa pun yang akan berwisata ke kawah Kamojang.
KAWASAN wisata Kamojang terletak hanya sekitar 40 kilometer di
selatan Kota Bandung. Dari Kota Bandung, jalur yang bisa ditempuh
adalah melalui Rancaekek, kemudian ke Kecamatan Majalaya. Dari
Kecamatan Majalaya inilah Anda bisa bertanya mana jalan yang menuju
Kamojang. Karena jalan di sekitar pusat kecamatan ini memang cukup
ruwet, sebaiknya Anda bertanya setelah berada tak jauh dari
alun-alun Majalaya.
Selain melalui Majalaya, Kamojang juga dapat ditempuh dari arah
Kota Garut. Jalan melalui Majalaya medannya cukup berat karena
terus menanjak, dan mendekati Kamojang, jalannya berbelok-belok
tajam sambil terus menanjak. Kendaraan bertenaga kuda kecil
(1.000-1.300 cc) dengan jumlah penumpang banyak sebaiknya tak
melewati jalur ini karena beberapa kali terjadi kendaraan yang
merosot mundur karena tak kuat menanjak.
Jika melalui Garut, jalan yang harus ditempuh lebih landai
sehingga relatif bisa dilalui kendaraan kelas apa pun. Jarak dari
Kota Garut ke Kamojang sekitar 25 kilometer.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Gunung/Kawah - Kamojang | | | | |
Tiket masuk ke kawasan ini tidak mahal. Hanya Rp 2.000 per
orang, dan Rp 3.000 untuk parkir mobil. Selebihnya, Anda tidak
perlu mengeluarkan uang lagi, kecuali menggunakan kamar mandi dan
menikmati makanan-minuman di warung yang ada di sana.
Luas Taman Wisata Cagar Alam Kamojang sekitar 10 hektar, tetapi
saat ini yang digunakan seluas 7,8 hektar. Di sini terdapat 23
kawah, dua di antaranya berbentuk danau dengan asap yang mengepul
dari permukaan airnya. Di sini juga terdapat "kawah kereta api"
yang sebenarnya adalah bekas sumur panas bumi yang digali pada
zaman Belanda. Uap yang keluar dari sumur ini dari jarak 200 meter
pun masih terdengar nyaring, menunjukkan betapa kuatnya tekanan
dari perut Bumi.
Kawah kereta api inilah yang akan dilalui wisatawan yang hendak
melakukan petualangan ke kawah-kawah lain di Kamojang. Namun, jika
Anda tak terbiasa melakukan perjalanan jauh, perjalanan bisa
dihentikan di kawah Hujan. Di kawah ini biasanya para wisatawan
menikmati panasnya uap langsung dari perut Bumi, bersauna dari
sumber alami. Sayang, karena tempatnya belum ditata, tak ada tempat
bagi banyak orang untuk menikmati mandi uap itu. Jadi, bersabarlah
menunggu giliran.
Mandi uap itu tidak lama. Sekitar 10 menit Anda sudah cukup
mandi keringat. Konon, mandi uap di sana berkhasiat menghilangkan
sejumlah penyakit, seperti tekanan darah tinggi, sakit-sakit
persendian, dan rematik.
Jika ingin menikmati malam di tengah rimbunnya hutan Kamojang,
di sana hanya tersedia satu cottage berkamar satu, bertarif Rp
150.000 per malam. Namun, di sini Anda harus memasak makanan
sendiri karena tak ada tempat makan yang buka pada malam hari.
Kelompok-kelompok petualang muda bisa berkemah di Taman Wisata
Kamojang.
Selain kawah-kawahnya yang mengagumkan, di sekitar Kamojang juga
banyak satwa langka yang bisa dijumpai kalau Anda beruntung. Di
cagar alam ini, berdasarkan hasil penelitian, masih ada macan
tutul, trenggiling, surili, lutung, ayam hutan, monyet, dan
beraneka jenis burung. Jadi, bawalah teropong jika Anda ingin
melihat satwa itu lebih dekat.
Tunggu apa lagi. Jadikanlah perjalanan ke Bandung lebih lengkap
dengan mengunjungi kawasan Kamojang. Sekaligus di sini pula Anda
bisa melihat sumur-sumur panas bumi dan Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi Kamojang.
|