Login

 

 
 

Artikel: Gunung/Kawah - Gunung (Anak) Krakatau

 

 artikelgalerilokasiforum

 


[navigasi.net] Gunung/Kawah - Gunung (Anak) Krakatau
Gunung (anak) Krakatau yang terletak di perairan Selat Sunda

Telah dilihat: 6471x

Penulis

:

  amukhsia

Referensi

:

-

 

Lokasi

:

-;Kalianda;Lampung Selatan

Koordinat GPS

:

S6.102210 - E105.427060

Ketinggian

:

265 m

Fotografer

:

 

 

 

 

 

Tanggapan: 1 

 

 

Galeri: 5 

 


Ini cerita perjalanan saya ke Krakatau, tahun 2004 yang lalu.

Keinginan untuk pergi ke Krakatau sebenarnya sudah lama, namun karena tidak tahu 'channelnya' baru kesampaian tahun lalu.Kehebohan letusan Krakatau ditahun 1883 tidak perlu saya ceritakan secara panjang lebar disini, karena informasinya sudah banyak dan ada dimana-mana. Salah satunya bisa dilihat disitus web berikut:


[navigasi.net] Gunung/Kawah - Gunung (Anak) Krakatau
Pulau Sibesi dekat Kalianda, Lampung, juga dapat dilihat dengan cukup jelas dari lokasi anak Krakatau

http://www.drgeorgepc.com/Vocano1883Krakatoa.html.
• Partikel debu halus dari letusan gunung dibawa oleh angin sampai sejauh kota New York
• Letusan dapat didengar dari jarak 3000 mile (4500km)
• Debu volkanik mencapai atmosfer atas yang menyebabkan terhambatnya sinar matahari menyinari bumi dan mengakibatkan perubahan cuaca global dunia untuk beberapa tahun.
• Letusan menyebabkan beberapa rentetan gelombang tsunami. Beberapa gelombang ini mencapai ketinggian 40 meter diatas permukaan laut.
• Gelombang tsunami menewaskan sedikitnya 36.000 orang pada waktu itu. Daerah bencana meliputi desa dan kota di sepanjang Pulau Sumatera dan Jawa yang berbatas dengan Selat Sunda.
• Gelombang tsunami dicatat dan diobservasi di Samudera Hindia, Samudra Pacifik, Pantai Barat Amerika, bahkan mencapai The English Channel.

Berikut adalah catatan kecil saya, yang dapat digunakan sebagai referensi bagi anda yang ingin berkunjung kesana.

Persiapan

[navigasi.net] Gunung/Kawah - Gunung (Anak) Krakatau
Kondisi jalan menuju puncak Anak Krakatau yang mendaki tajam
Yang pasti, karena tidak ada warung, apalagi restoran yang enak, perlu bawa bekal makanan kesana . Jangan lupa bawa air minum yang cukup karena pasti akan haus setelah berjalan di pulaunya. Kebetulan speed boat yang kami tumpangi sudah dilengkapi dengan life-vest (baju pelampung), jadi nggak perlu bawa dari rumah. Kami sewa 2 speed boat, karena yang ikut ada 12 orang. Yang ikut lebih banyak ceweknya ketimbang cowoknya (eh..siapa takut!!)

Expect ombak besar. Jadi perlu juga bawa jaket hujan supaya nggak basah, kecuali kalau ingin berbasah ria, lain soal. Ada juga speedboat yang modelnya tertutup, tetapi saya kurang menyukainya karena rasanya koq kurang ber 'interaksi' dengan alam ya

Perjalanan ke Krakatau
Perjalanan di pagi hari ke Krakatau sangat seru, karena ombak cukup besar, sehingga seluruh penumpang dalam satu perahu menjadi basah kuyup semua. Menurut guide yang juga jadi kapten kapal kami, saat itu masih musim pancaroba, jadi kalau angin barat yang datang, siap-siaplah bergoyang ria. Perjalanan dengan speed boat makan waktu 2.5 jam dari pantai Carita. Yang dituju adalah Anak Krakatau, yang letaknya ditengah dan dikelilingi oleh Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung. Semuanya masuk dalam gugusan pulau Krakatau. Pulau Anak Krakatau ini sangat 'distinctive', karena hanya ditumbuhi tanaman di sepanjang pantainya saja. Mendaki keatas sedikit sudah gersang.


[navigasi.net] Gunung/Kawah - Gunung (Anak) Krakatau
Tekstur tanah yang berbentuk kerikil kecil-kecil berwarna merah bertekstur lava, cukup menyulitkan upaya pendakian

Setelah makan siang di pinggir pantai, perjalanan kami lanjutkan dengan mendaki ria ke 'pundak' Anak Krakatau. Tidak terlalu jauh, hanya 30 menit-an dengan berjalan kaki. Jalannya lumayan nanjak, kaki sering kepeleset turun karena batunya seperti kerikil kecil-kecil berwarna merah, bertekstur lava. Ketinggian 'pundak' sekitar 170 meter dari permukaan laut. Langit cerah, matahari terik, dan iQue 3600 saya mendeteksi hampir semua satelit GPS di horizon dengan accuracy terlihat 5-6 meteran.

Menurut guide kami, kalau naik ke puncak anak krakatau untuk melihat kawahnya, disarankan pagi-pagi sekali, karena panasnya temperatur diatas situ. Tapi, setelah melihat curamnya jalan ke puncak, wah saya jadi mikir beberapa kali. Mesti latihan mountaineering dulu. , dan ya itu, mungkin saya tidak akan tahan dengan panasnya juga. Bisa-bisa saya pulang matang 'well done' bener . Kalau di pundaknya sih masih 'medium rare' lah , itupun lebih karena terik matahari.


[navigasi.net] Gunung/Kawah - Gunung (Anak) Krakatau
Dari pundak kelihatan asap-asap kecil keluar dari batuan yang menuju kearah puncaknya

Dari pundak kelihatan asap-asap kecil keluar dari batuan yang menuju kearah puncaknya itu. Menurut guide kami, di bulan Agustus, biasanya ada semburan-semburan kecil dari Anak Krakatau ini, yang bisa dilihat dari kejauhan. (Catatan: Saya pernah lewat di desa Canti, Lampung, pada malam hari tahun lalu, dan memang terlihat warna merah menyala dari puncak Anak Krakatau ini). Dari 'pundak' Anak Krakatau bisa kelihatan gugusan pulau Krakatau dan pulau lain sekitarnya. Pulau Sibesi dekat Kalianda, Lampung, juga kelihatan jelas Viewnya: menakjubkan !

Perjalanan Pulang
Kami pulang sekitar jam 4 sore. Sebelum pulang rombongan sempat snorkeling dulu di Pulau Panjang. Saya nggak ikutan. Yang ikut pada bilang karangnya masih bagus-bagus dan ikannya berwarna warni. Dua orang rekan yang ikut snorkeling terkena 'sting' ubur-ubur. Ya perih dan gatal, tapi sebentar efeknya sudah menghilang. Perjalanan pulang hanya ditempuh dalam 1.5 jam. Sore itu laut sudah tenang, dan tentu saja kami tidak perlu berbasah ria lagi

PS: Salah satu contact person untuk ke Krakatau: Pak Mulyadi. telp. (0253)802858, Desa Carita, Sewa boat pergi-pulang Rp. 1.5 juta, harus nego. Tentu, ini bukan satu-satunya guide yang punya speed boat dan bisa ngantar ke Krakatau.

navigasi.net 2003 - 2024