Berlokasi di Desa Argapura, Kecamatan Cigudek, Gua Gedawang bisa
dikatakan sebagai objek yang terletak paling barat dari Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Meskipun terletak paling ujung dengan jarak
kurang lebih 50 km dari pusat kota bogor, perjalanan menempuh objek
wisata ini tidaklah sulit. Jalan aspal mulus mendominasi track
perjalanan ke lokasi wisata ini, dengan sedikit mengalami kemacetan
saat melewati pasar Leuweliang, dan jalanan berbatu sepanjang 3,4
km begitu akan tiba dilokasi. Untuk kendaraan jenis sedan mungkin
perlu ekstra waspada saat melewatinya, karena dibeberapa bagian
jalan terkadang terdapat lubang yang cukup dalam dan perlu
dihindari. Pemandangan jalan mendekati lokasi diisi dengan hamparan
kelapa sawit dikanan jalan dan pepohonan karet di sisi kiri, yang
tentunya bisa memberikan hiburan tersendiri.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Gua - Gedawang Anak tangga terakhir yang terletak di dalam Gua Simenteng dengan tonjolan stalakmit yang cukup rendah sehingga beresiko membentur kepala jika tidak berhati-hati | | | | |
Tiket masuk sebesar 1500 rupiah perorang, bukanlah harga yang
mahal, mengingat dilokasi ini terdapat tiga gua alam yang bisa
dinikmati yakni Gua Simenteng, Masigit dan Sipahang. Dari
ketiganya, Gua Masigit dan Simenteng terletak didekat pintu masuk
sedangkan untuk menuju Gua Sipahan harus menempuh perjalanan sejauh
400 meter. Uniknya mulut gua Simenteng dan Masigit berupa kepala
macan dengan mulut menganga lebar yang merupakan pintu masuk
gua.
Gua Masigit merupakan gua yang terpendek, sedangkan Simenteng
sering dikunjungi orang mengingat mudah ditelusuri dan memiliki
lampu penerangan di dalam guanya. Berbicara tentang penerangan,
kondisi dalam gua Simenteng dan Sipahang benar-benar gelap gulita.
Anda tidak akan bisa melihat jari tangan anda sendiri meskipun
sudah anda letakkan didepan hidung anda. Jadi bila berkunjung, ada
baiknya membawa peralatan penerangan sendiri, agar anda bisa secara
total menikmati keindahan dalam ketiga gua tersebut.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Gua - Gedawang Salah satu bagian atas dari Gua Masigit dimana terdapat celah sehingga sinar matahari bisa menerobos masuk. | | | | |
Mengingat Gua Simenteng terletak dekat dengan pintu masuk, maka
tidak ada salahnya mencoba terlebih dahulu gua ini. Jalan masuk ke
gua sudah berupa jalan berundak yang terbuat dari semen dengan
tambahan pegangan tangan pada dinding gua. Lampu yang ada pada gua
ini juga lebih sering nyala/diaktifkan dibandingkan kedua gua
lainnya. Jadi masalah penerangan bisa dibilang tidak mengalami
kendala. Di gua ini juga bisa dinikmati ornamen-ornamen gua yang
didominasi warna coklat berkombinasi dengan warna putih. Bentuk
bulat lonjong mirip gigi taring banyak ditemui di gua ini,
terkadang terdengar pula cicit kelawar yang memenuhi pojok-pojok
tertentu dari dinding gua. Ujung dari perjalanan gua Simenteng ini
berupa sebuah sungai bawah tanah yang mengalir tenang kedalam ceruk
gua.
Beralih ke gua Masigit, tidak banyak hal bisa ditemui dalam gua
ini. Lorong gua yang pendek disertai dengan kondisi jalan yang
berupa tanah berlumpur dan berair, tidak menimbulkan kesan yang
berarti saat dikunjungi. Pada bagian tertentu dari atas gua ini
terdapat celah dimana sinar matahari bisa menerobos masuk dan
memberikan sedikit pencahayaan dalam ruang gua.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Gua - Gedawang Jalan setapak menuju Gua Sipahang yang berjarak 400 meter dari pintu gerbang | | | | |
Gua Sipahang merupakan gua terakhir yang bisa dikunjungi dan
diperlukan jalan kaki +/- 400 meter terlebih dahulu dari pintu
gerbang untuk mencapainya melintasi hutan yang tidak begitu lebat.
Letak yang jauh ini, mengakitbatkan lokasinya sangat sepi alias
jarang dikunjungi. Beberapa kios makanan dan tempat peristirahatan,
tampak terlihat tak terurus dan kosong melompong. Tidak ada atau
tidak menyalanya lampu penerangan yang ada dalam gua ini, praktis
menjadikannya benar-benar gelap gulita. Ditambah kondisi jalan yang
becek dan berlumpur tentunya membutuhkan persiapan tekad yang kuat
sebelum memutuskan untuk menelusurinya.
Selama menelusuri gua sipahang, satu-satunya panduan arah kami
dalam menelusuri gua tersebut adalah kabel listrik yang
dibentangkan sepanjang dinding gua. Beberapa kali perjalanan harus
dilakukan dengan merangkak atau berjongkok karena rendahnya atap
gua, sedangkan di bagian dasar gua aliran sungai dangkal membasahi
kaki diselingi lumpur. Terdapat 4 buah ruangan luas dalam
penelusuran ini, dan disalah satu ruangannya dipenuhi dengan
ratusan kelelawar yang tak berhentinya mencicit dan terbang kesana
kemari terusik oleh lampu penerangan yang kami bawa.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Gua - Gedawang Ruangan besar yang terdapat dalam Gua Sipahang merupakan akhir perjalanan. Stalagmit seukuran manusia yang diselimuti kain biru mengkilat yang sempat membikin kaget penulis. Ruangan ini cukup besar/luas sangat gelap sekali, gambar diambil dengan menggunakan lampu blitz kekuatan maksimal | | | | |
Akhirnya kabel listrik yang kami ikuti berakhir disebuah ruangan
yang cukup besar didalam gua, dengan terlebih dahulu harus merayap
melewati sebuah celah sempit untuk mencapainya. Ketika menyapukan
penerangan ke sekeliling ruangan, penulis sangat terkejut karena
tidak mengira dalam ruangan segelap dan sesepi itu terlihat sesosok tubuh
berbalut kain biru duduk di salah satu sudut gua. Perasaan kaget,
takut namun penasaran memaksa tangan untuk menyinari sosok
tersebut, sambil meneliti lebih lanjut mahluk atau benda apakah itu
? Rupanya sebuah batu gua yang berbentuk bulat lonjong berdiri
tegak seukuran manusia dengan diselubungi kain berwarna biru
mengkilat, sepintas mirip dengan manusia yang sedang duduk.
Entah siapa yang melakukan itu dan untuk keperluan apa, yang
jelas telah cukup memberikan kejutan yang tidak
disangka-sangka.
|