| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Kerajinan - Batik Pesisir - Pekalongan | | | | | Batik Pesisir adalah salah satu motif batik tulis khas
Pekalongan yang telah dikembangkan dan mengalami
perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan dan permintaan
konsumen. Pengrajin Batik Pesisir terkonsentrasi didesa
Kemplong, Wiradesa, tepatnya belok kanan (dari arah Jakarta)
dipersimpangan Wiradesa.
Proses pembuatan Batik Pesisir bervariasi, berkisar antara 1
sampai 6 bulan, tergantung pada tingkat kesulitan dan kompleksnya
komposisi warna. Hargapun bervariasi antara Rp 1 juta sampai Rp 6
Juta.
Atas kebaikan sdr Taufik Hidayat, Koordinator Pemasaran batik
dari Toko/Butik Batik “Failasuf”, saya mengunjungi
sentra pengrajin Batik Pesisir didesa-Kemplong.
Proses pembuatan batik dimulai dengan bahan baku. Bahan baku
yang dipergunakan untuk membuat Batik Pesisir ada 2, yaitu: Mori
Katun - Rayon (Polyester) - Sutra.
Bahan baku ini dicuci dengan memasukkan bahan-bahan tersebut
kedalam tungku air panas, untuk menghilangkan bahan-bahan kimia
(auxillaries) yang dipergunakan oleh pabrik pembuat bahan
tersebut. | | | | | | |
| | | [navigasi.net] Kerajinan - Batik Pesisir - Pekalongan | | | | |
Setelah proses ini dilakukan pengeringan dan pelurusan, bahan
ini dikirim kebagian pola, untuk digambarkan pola/designnya.
Setelah diberikan pola/design sesuai dengan rencana produksi,
maka bahan Batik Pesisir yang telah berdesign itu dikirimkan
kebagian pengrajin batik tulis.
Proses pembuatan batik memang rumit, dengan beberapa kali
proses pewarnaan pola/design, dimana setiap pemberian warna
tertentu, bagian lainnya harus ditutup dengan wax (malam) supaya
tidak terwarnai. Proses pewarnaan ini bisa sampai sepuluh kali,
bahkan lebih, sesuai dengan tingkat kesulitan maupun pola/design
warnanya. | | | | | | |
| | | [navigasi.net] Kerajinan - Batik Pesisir - Pekalongan | | | | |
Dapat dilihat pada gambar diatas, proses pewarnaan dan cara
memegang “canting” yang bervariasi, sebagaimana
setiap orang berbeda dalam hal menulis dengan tangan.
Proses canting ini juga unik, dimana setiap memulai
“penulisan” pada pola/design dengan menggunakan wax
(malam), ujung canting harus ditiup untuk mendorong
“buble” udara yang bisa memblok alur/jalannya wax
melalui ujung canting tersebut.
Disamping design yang tradisional, batik Pesisir mempunyai
beberapa design yang disukai sejak dulu, yaitu design Belanda,
Cina dan Jepang.
Para pengrajin mendapatkan penghasilan rata-rata sebesar Rp
9.000.- per hari dan banyak diantara mereka yang
“drop-out” SMP. Meski demikian, mereka nampaknya gembira dan senyum
selalu.
Memang Tuhan itu Maha Adil.
|