Ada cewe muda melenggang pelan dengan lenggokan aduhai disebuah
mall mewah di Surabaya. Dandanannya chick dan gaya abis, tangannya
menggamit tas Louis Vitton dengan logo emas nya yang beken seantero
jagat itu. Teman disebelah berdecak: "Wuih, cantik, bergaya, dan
pasti anak orang kaya". Wah tunggu dulu.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Kerajinan - Kulit, Tanggulangin | | | | |
Jangan minder jika lihat tas Louis Vitton ditenteng mencolok
oleh cewe tadi, belum tentu itu harganya 10 juta perak karena tas
itu bisa jadi bikinan perajin kulit Tanggulangin, Sidoarjo. Palsu
memang, tapi alamak., jahitannya sangat rapi. Mata terampil pun
tidak akan tau bedanya tas asli dan palsu jika ditaruh
bersebelahan. Semua bahan nya dipalsukan plek seperti aslinya.
Alhasil memang tidak ada bedanya melihat dari jauh apa bedanya tas
asli seharga 10 juta perak dan tas bikinan Tanggulangin yang cuma
100 rebu saja.
Cobalah mampir ke jalan Kludan Raya, Tanggulangin, Sidoarjo,
mata kita akan tercengang melihat begitu semerbaknya toko
kecil menjual aneka kerajinan tas dari kulit asli maupun bukan
kulit. Nyaris merk beken dunia akan mudah ditemui disini, PRADA,
GUCCI, dll. Disini adalah ujung tombak penjualan seluruh produk
kerajinan kulit Tanggulangin yang sudah beken kemana mana, pendek
kata, inilah Cibaduyutnya Jawa Timur. Jika kita mau menyusuri
lebih jauh masuk kedalam desa, akan ditemui lebih banyak sentra
home industri perajin kulit. Desa desa disini memang menopang
hidupnya menjadi perajin kulit. Mereka lantas membuka toko kecil
memasarkan produknya dijalan raya tersebut agar mudah ditengok
calon pembeli.
Kesohornya Tanggulangin dalam hal kerajinan kulit juga terdengar
oleh negara lain seperti Pemerintah Italia yang mau mengucurkan
pinjaman lunak sebesar Rp 150 milyar untuk mengembangkan industri
sepatu di Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
(Jatim). Dana tersebut digunakan untuk membangun Pusat Pelatihan
Persepatuan Kasual di sentra industri kerajinan kulit paling
tersohor di Jatim itu. Dalam kerja sama tersebut,
Pemerintah Italia sanggup membeli sepatu kasual yang
diproduksi para perajin di Tanggulangin. Pada awalnya, para perajin
akan bekerja dengan lisensi dari Italia yang akan dijual kembali
didaratan Eropa.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Kerajinan - Kulit, Tanggulangin | | | | |
Langkah pemerintah Italia ini selain murni dalam hal bisnis juga
menekan pembajakan merk yang marak dilakukan disini. Maklum, mereka
perajin ulung, semua pesanan konsumen bisa dijiplak habis sama
mereka. Jiplakan produk bukan hanya atas pesanan mulut ke mulut
dari konsumen, tapi juga dengan melihat media lain. Dulu
produsen di Tanggulangin hanya mencontoh model melalui majalah baik
dalam maupun luar negeri atau atas permintaan pelanggan.
Bahkan, sering kali para produsen tersebut membeli tas bermerek
tertentu yang sedang ngetop untuk menirunya sampai ke detilnya.
Semula Tanggulangin lebih banyak memproduksi koper, tetapi dari
tahun ke tahun pembuatan tas berbalik mendominasi produksi.
Pasalnya, yang senang berbelanja ke daerah itu adalah para
wanita. Mereka lebih menyukai beragam tas daripada koper sehingga
produksi tas meningkat pesat. Apalagi ongkos pembuatan koper sangat
tinggi sementara nilai jualnya murah. Ongkos buruh paling banter
hanya habis Rp 3.500 untuk satu buah tas, sedangkan biaya bahan
untuk tas ukuran sedang dari kulit asli sekitar 150 ribuan. Jadi,
memang dengan modal tidak perlu "jut-jut-an" kita akan dengan mudah
bergaya dengan tas ber merk beken.
|