| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Museum - Nasional Tampak depan dari Museum Nasional yang berupa sebuah patung gajah pemberian Raja Thailand kepada Presiden Soekarno | | | | | Sebuah kalender usang sempat menyita perhatian saya diantara
tumpukan buku, saat bersih-bersih kamar. Sebuah cawan kuno terbuat
dari emas, masih tampak telihat utuh dan memancarkan keindahannya
disetiap ukiran yang ada. Matapun beralih kesebuah tulisan kecil
yang menjelaskan bahwa benda tersebut merupakan koleksi dari Museum
Nasional, Jakarta. Rasa penasaranpun mendadak timbul, apakah benar
ada artifak emas di Museum Nasional ? Kalau ada tentu jumlahnya
lebih banyak dari 12 foto yang mewakili tiap bulan yang ada
dikalender ini. Dan secara kebetulan saja, saya mendapat proyek
disalah satu BUMN yang letaknya hanya beberapa ratus meter saja
dari Museum Nasional. Istirahat makan siangpun beralih menjadi
acara kunjungan wisata ke Museum Nasional.
Museum Nasional, salah satu dari beberapa museum yang dikelola
pemerintah, termasuk museum yang tertua di Indonesia, bahkan juga
di seluruh kawasan Asia Tenggara. Museum Nasional lebih juga
dikenal dengan Museum Gajah. Hal ini ditandai dengan adanya patung
gajah pemberian Raja Thailand kepada Presiden Soekarno yang
dipasang dihalaman depan museum. Dan layaknya seperti museum-museum
lainnya di tanah air, Museum Nasional boleh dibilang sepi dari
pengunjung. Hanya beberapa nama pengunjung dan wisatawan asing
tampak tercantum tak lebih dari sepuluh baris di buku tamu saat
itu. Padahal saat itu ada even khusus berupa pameran benda-benda
yang berkaitan erat dengan perjuangan Jenderal Sudirman, namun
masih tetap saja minim pengunjung.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Museum - Nasional Arca-arca mini yang terbuat dari logam (bukan emas) yang dipajang di museum ini | | | | |
Museum Nasional merupakan museum yang utamanya berisi dengan
berbagai peninggalan arkeologi Indonesia. Berpuluh bahkan beratus
arca berbagai ukuran dari seukuran dompet hingga lebih besar dari
manusia ada disana. Arca-arca ini merupakan kumpulan dari berbagai
penemuan arkeologies yang ada di beberapa tempat di tanah air.
Tidak hanya arca, penemuan berupa fosil yang diperoleh dari lembah
sungai Trinil, beberapa diantaranya juga disimpan di museum ini.
Hasil kerajinan khas suatu daerah dalam bentuk patung maupun kain
dan juga bentuk bangunannya juga ikut dipajangkan. Disini juga
terdapat koleksi keramik yang terbuat dari perunggu dari dinasti
Han, Tang dan Ming yang masih utuh dan termaksud salah satu koleksi
keramik terbesar di dunia, khususnya keramik-keramik Asia Tenggara,
juga benda-benda kebudayaan Hindu-Jawa
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Museum - Nasional Arca (?) berukuran besar juga menjadi koleksi museum ini | | | | |
Sepintas, nampak jelas bahwa museum ini boleh dibilang telah
kehabisan tempat untuk menampung semua "kolektor" yang dimilikinya.
Untuk itulah Museum Nasional sedang berbenah diri dengan memperluas
area pameran dengan penambahan gedung bertingkat di sebeah utara
dan barat dari bangunan utama. Sebelah Utara rencananya akan
dibangun enam lantai plus dua lantai bawah tanah (basement),
sementara gedung belakang (barat) sepuluh lantai dan juga dua
lantai bawah tanah. Pembangunan itu untuk menambah ruang yang saat
ini dirasa sudah tak lagi memadai menampung seluruh benda koleksi
Museum Nasional. Benda koleksi Museum Nasional sekarang mencapai
sekitar 66.600 potong, yang terdiri dari 61.600 benda prasejarah
dan antropologi, serta sekitar 5.000 benda arkeologi, yang berasal
dari seluruh penjuru Nusantara. Dengan penambahan luasan area
pameran tersebut diharapkan pengaturan (baca: pemajangan) koleksi
yang dimilikan bisa lebih rapi, tidak "sekedar taruh memanfaatkan
sisa tempat", seperti apa yang ada saat ini.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Museum - Nasional Arca Amogapasha yang pernah dihadiahkan oleh Raja Singosari kepada seorang bangsawan di Sumatera sebagai hadiah perkawinan | | | | |
Hal lain yang mungkin perlu ditingkatkan adalah, penyediaan
sarana berupa buku atau katalog yang bisa memberi sedikit informasi
kepada pengunjung akan berbagai objek yang ada di Museum Nasional.
Tidak harus dalam bentuk gratis, saya rasa bila mampu mengemasnya
dengan baik saya rasa pengunjung tidak akan keberatan mengeluarkan
5-10 ribu rupiah untuk membelinya. Karena begitu banyaknya
benda-benda purbakala di tempat ini rasanya cukup membingungkan
bagi pengunjung untuk mengetahui apa yang sedang dilihtanya
sekarang dan dimana ditemukannya. Terlebih apabila benda yang
dilhat adalah berupa prasasti kuno, yang bisa dipastikan pengunjung
tidak akan mengetahui isinya kecualai ada yang mau menjelaskannya,
dan itu bisa dalam bentuk sebuah buku atau papan keterangan
objek.
Baiklah, sekarang dimana koleksi artefak emas dari Museum
nasional ini disimpan ? Rupanya benda-benda emas tersebut
diletakkan pada lantai dua dan pengunjung dilarang melakukan
pemotretan di dalam ruangan tersebut. Sempat kecewa juga, tapi
ok-lah, mungkin demi alasan keamanan saya mencoba untuk
memahaminya. Memasuki pintu ruang pameran artefak emas yang berupa
sebuah pintu putar dari kaca menyebabkan pengunjung harus sabar
memasukinya satu demi satu. Sebuah ruang pameran dengan berbagai
macam ukuran benda terbuat dari emas benar-benar memukau perhatian
saya. Begitu banyak-nya dan berbagai macam corak dan ukuran
menjadikan saya sulit rasanya mempercayai bahwa saat ini saya
berada dalam sebuah musuem, bukan toko perhiasan emas. Benda-benda
yang ada semuanya terbuat dari emas dan dibuat oleh tangan-tangan
trampil ratusan tahun yang lalu. Sebutlah kalung, gelang, mahkota,
cawan, arca kecil dan berukuran sedang semuanya terbuat dari emas
dengan detil ukiran yang rumit namun rapi dan jelas menghiasinya.
Ingin rasanya berlama-lama dilokasi ini, tapi petugas setempat
mengingatkan bahwa khusus untuk ruangan emas, Museum Nasional akan
menutupnya pukul 13:30 siang. Berarti hanya tersisa sepuluh menit
waktu buat saya untuk menikmati satu demi satu perhiasan tersebut,
yang tentunya tidaklah cukup | | | | | | |
| | | [navigasi.net] Museum - Nasional Ruang "Harta Karun" dari museum nasional | | | | |
|