| | | | | | |
| | | [navigasi.net] GPS - Umum - Aplikasi Penerapan GPS Gambar 1: GPS sebagai sistem navigasi, bisa digunakan untuk mengukur jarak antara dua titik | | | | |
Di antara kerumunan wartawan yang berbaur dengan massa
demonstran di depan gedung MPR/DPR, tampak seorang wartawan
memencet alat yang bentuk dan ukurannya menyerupai ponsel.
Sekilas dia seperti tengah menulis SMS. Tak sampai sepuluh detik,
wartawan tersebut bergegas mendekati pasukan antihuru-hara dan
kembali mengulangi hal yang sama, memencet alat kecil dalam
genggamannya, tiba-tiba
baak…buuk…buuk! ***
Esok paginya si wartawan tersebut menulis berita eksklusif yang
dibumbui opini: Bentrok fisik yang terjadi di Gedung MPR/DPR
(21/4) mustahil dipicu oleh lemparan batu yang dilakukan massa
demonstran terhadap aparat keamanan. Saat kejadian, jarak
terdekat massa demonstran dengan aparat keamanan adalah 180
meter, mustahil pada jarak tersebut seseorang mampu melemparkan
batu seberat lima kilogram. Diduga kuat lemparan batu berasal
dari provokator yang membaur dengan pedagang kaki lima yang hanya
berjarak 70 meter dari aparat keamanan.
***
Ilustrasi di atas mencoba memberi gambaran bahwa GPS lebih dari
sekadar alat berat yang terpasang di kokpit pesawat maupun panel
kapal. Bukan pula monopoli tentara atau intel yang boleh
menentengnya. GPS atau lengkapnya Global Positioning System,
adalah alat navigasi yang mampu menyajikan posisi koordinat
tempat kita berdiri.
Jika dikatakan di awal bahwa GPS mirip ponsel, hal itu ada
benarnya. GPS dilengkapi dengan antena, layar dan sederet tombol,
persis tampilan luar sebuah ponsel. Bahkan, jika sekarang
beberapa ponsel menyombongkan diri dengan tampil seolah-olah
tanpa antena (karena antena menyatu dengan bodi ponsel) beberapa
tipe GPS justru telah lebih dulu tampil seperti itu.
Cara kerja GPS relatif sederhana. Saat Anda menekan tombol
GPS, antena GPS otomatis akan menangkap sinyal beberapa satelit
navigasi yang sedang berada di atas kepala Anda. Perbedaan posisi
dan jarak antara satelit dengan GPS memungkinkan terjadinya
triangulasi yang akhirnya memunculkan posisi unik untuk setiap
jengkal permukaan Bumi. Departemen Pertahanan Amerika Serikat lah
yang telah berbaik hati melayangkan 24 satelit navigasi di
seluruh permukaan Bumi. Dengan enam lintasan satelit, maka dapat
dipastikan setiap sisi muka Bumi dapat terliput selama 24 jam
sepanjang tahun.
Pertanyaan yang kemudian muncul-barangkali-adalah: seberapa
mahal fee bulanan yang musti dibayarkan agar dapat mengakses
sinyal satelit navigasi? Pembayaran dalam mata uang rupiah atau
dollar? Jangan khawatir, kita tidak sedang berbicara tentang
televisi berlangganan semisal Indovision ataupun sejenisnya.
Sampai saat ini pihak Departemen Pertahanan Amerika Serikat masih
bermurah hati dan belum berniat menarik iuran. Artinya, pencetlah
tombol GPS sesuka Anda dan posisi koordinat akan berjatuhan dari
balik awan secara gratis.
Manfaat dan "fitur" GPS genggam (handheld GPS) si wartawan
dalam ilustrasi di awal sebetulnya bisa memberikan informasi
lebih, semisal arah lemparan maupun jam kejadian. Bahkan jika
mau, si wartawan dapat pula memetakan jarak dan posisi pasukan
huru-hara, baik di ring I, ring II maupun ring III.
Setiap obyek yang direkam oleh GPS biasa disebut dengan
waypoint. Perekaman satu waypoint sangat singkat, tidak lebih
dari sepuluh detik. Selain berisi informasi posisi koordinat,
waypoint dilengkapi pula dengan note berupa deskripsi singkat
mengenai obyek yang direkam, tanggal dan waktu perekaman,
elevasi, dan lain-lain.
Perbedaan fitur akan Anda temui pada berbagai merek yang
berbeda. Informasi jarak akan muncul otomatis jika Anda
memasukkan dua buah waypoint, satu kedalam option from waypoint
dan satu lagi ke dalam to paypoint. Tentulah jarak yang disajikan
GPS adalah jarak lurus mengingat perhitungan dilakukan
berdasarkan beda posisi koordinat.
Jumlah waypoint yang mampu disimpan oleh sebuah GPS genggam
berkisar antara 500 hingga 1.000 obyek. Artinya, jika si wartawan
ingin memetakan lokasi rumah pejabat, kedutaan besar, terminal,
stasiun kereta api, kafe, ATM, bahkan rumah para artis tentulah
tidak masalah.
Lebih dari itu, GPS juga dapat sekaligus merekam jaringan
jalan yang dilewati. Caranya sederhana, aktifkan GPS dan taruhlah
di dashboard mobil, atau ikat di stang sepeda motor jika Anda
belum sempat kredit mobil. Selanjutnya biarkan GPS sibuk merekam
lintasan yang Anda lewati. Lintasan inilah yang biasa disebut
dengan track log. Jika hal ini Anda lakukan terus-menerus setiap
kali Anda keliling kota, maka dalam waktu singkat Anda akan
memiliki peta Jakarta yang lebih lengkap dari peta Jabotabek
buatan Gunther W Holtorf.
Fasilitas map display yang tersedia di dalam GPS memungkinkan
Anda untuk melihat persebaran obyek secara spasial. Berbekal GPS
yang sudah berisi peta persebaran obyek dan jaringan jalan,
seseorang dapat memilih jalur yang akan dilalui atau
menyusun suatu rute jika obyek yang akan dikunjungi lebih dari
satu.
Jadi, jelaslah kini bahwa bukan hanya wartawan atau tentara
yang perlu menggenggam GPS. Seorang sales, debt collector,
perusahaan asuransi, perusahaan waralaba, perusahaan ekspedisi,
atau siapa pun yang membutuhkan informasi seketika mengenai
sebaran obyek sah-sah saja menggunakan peralatan ini. Sebaran
obyek dapat berupa sebaran pelanggan, klien, outlet suatu produk
dapat dipetakan dan sekaligus ditayangkan menggunakan GPS.
Sebagai contoh, seorang sales coordinator dapat membagikan
GPS-GPS berisi sebaran customer yang harus didatangi oleh anak
buahnya. Dengan memiliki interface ke komputer, data GPS juga
dapat di-download dan ditayangkan dalam komputer selanjutnya
dicetak menjadi sebuah peta yang selalu up to date. Bahkan tidak
muluk-muluk jika GPS dapat digunakan dalam lingkungan keluarga.
Anda dapat memetakan lokasi rumah kerabat Anda di ujung benua
sekalipun, rumah teman, lokasi rumah sakit, toko swalayan, ATM,
bank, dan tentu saja jaringan jalan menuju tempat-tempat
tersebut, GPS dapat membantu Anda lebih dari sekadar agar Anda
tidak tersesat.
Harga Seperti peralatan pada umumnya, GPS genggam pun memiliki
standar akurasi. Dua hal utama yang mempengaruhi keakuratan GPS
adalah Selective Availability (SA) dan multipath. SA adalah upaya
sengaja dari pihak Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk
mengurangi akurasi GPS dalam rangka melindungi negaranya. Awalnya
SA menyebabkan akurasi GPS sebesar 100 meter, artinya posisi
obyek berada dalam radius 100 meter dari yang seharusnya.
Beruntunglah pada awal tahun 2000 Pemerintah Amerika Serikat
mencabut kebijaksanaan SA tersebut sehingga akurasi GPS pada
umumnya menjadi sekitar 10 meter. Angka ini cukup memadai untuk
GPS genggam. Dengan asumsi peta yang kita tampilkan di layar
memiliki skala 1:10.000, maka kesalahan 10 meter di lapangan
hanya setara dengan 0,1 milimeter di layar display GPS, artinya
tidak masalah jika diabaikan.
Keakuratan juga dipengaruhi oleh gangguan yang disebut dengan
multipath. Kesalahan ini terjadi akibat sinyal yang ditangkap
oleh antena GPS terpantulkan terlebih dahulu ke obyek di
sekeliling GPS semisal gedung maupun batang pohon. Artinya,
posisi yang terekam oleh antena GPS sebenarnya adalah posisi
gedung atau pohon yang memantulkan sinyal tersebut dan bukannya
posisi kita berdiri. Untuk menghindari hal tersebut, dianjurkan
pada saat mengoperasikan GPS hendaknya memilih lokasi yang
relatif terbuka.
Semakin banyak GPS genggam dicari orang menjadikan berbagai
produsen berlomba menawarkan harga kompetitif, ujung-ujungnya
konsumen yang dimanjakan. Lagi-lagi seperti halnya ponsel,
kelengkapan fitur juga mempengaruhi variasi harga. Sebagai
gambaran, sebuah GPS genggam dengan 500 waypoint, dilengkapi
kompas elektronik, altimeter (pengukur ketinggian permukaan
Bumi), map display, layar LCD, dapat dibeli dengan harga tiga
hingga lima jutaan. Harga ini setara dengan harga ponsel kelas
menengah. Kisaran harga antara tiga hingga lima jutaan adalah
harga umum, artinya jika yang membeli instansi pemerintah
tertentu mungkin bisa lebih mahal, tergantung mark up yang
dibisikkan, atau sebaliknya dapat lebih murah jika kebetulan
memperolehnya di black market. Mengenai dua model harga khusus
tersebut, penulis memilih tidak berkomentar.
Anang Tri Nugroho SSi,
Geografer, Tinggal di Bekasi
|