Api Khayangan yang terletak di kabupaten bojonegoro ini merupakan
sumber api yang terbesar di Asia, setidaknya itu menurut tim
geologi dari Inggris. Konon sumber api yang ada disini pada jaman
dahulu kala digunakan oleh Kriyokusumo nama samaran dari Empu
Supagati untuk membuat keris pusaka kerajaan majapahit - "Dapur
Jangkung Luk Telu Blong Pok Gonjo". Hingga kini keris tersebut
menjadi pusaka Kabupaten Bojonegoro.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Api Alam - Api Khayangan Air Blekuthuk, yang dipercaya berkahsiat mengobati berbagai penyakit kulit, rematik bahkan sakit gigi (mesti berkumur dg air seperti ini ?). Golak air yang ada tidak menandakan air tersebut panas, karena gelembung udara yang ada berasal dari sumber yang sama dengan sumber gas Api Khayangan | | | | |
Terlepas dari legenda tersebut, berkunjung ke objek wisata ini
membutuhkan sedikit "perjuangan" jika anda salah memilih jalan.
Bila anda datang dari arah kota Bojonegoro (sebelah timur), jalan
menuju ke lokasi bisa dibilang sudah rusak cukup parah. Aspal yang
ada bergelombang yang sama sekali tidak nyaman untuk berkendaraan
diatasnya. Menggunakan kendaraan roda empat di jalan seperti ini
bisa serasa di dalam perahu yang dimainkan ombak. Jika menggunakan
kendaraan roda dua, boleh dibilang masih nyaman karena bisa memilih
lapisan aspal yang masih bagus diantara sela-sela
cekungan/gelombang. Saran saya sebaiknya anda datang dari arah
barat, yakni sebelum kota cepu bila dari arah bojonegoro. Karena jalan
yang ada jauh lebih baik dan memadai untuk dilewati.
Lokasi objek wisata Api Khayangan ini sendiri berada didalam
hutan jati, jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk. Untuk
menuju kelokasi wisata ini tidak/belum ada sarana transportasi
umum. Kebanyakan pengunjung yang datang adalah dengan menggunakan
kendaraan pribadi, didominasi oleh kendaraan roda dua. Ketiadaan
sarana angkutan umum mungkin juga menjadi alasan mengapa objek
wisata ini jarang dikunjungi wisatawan. Hanya hari-hari besar atau
acara-acara tertentu saja semacam pengambilan api PON, objek wisata
ini padat dikunjungi wisatawan.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Api Alam - Api Khayangan Tempat tirakat dan pembuatan keris Empu Supagati | | | | |
Sebuah gapura dengan ciri seni Majapahit, nampak berdiri kokoh
sebagai gerbang masuk ke lokasi wisata ini. Tak jauh dari gapura
tersebut dibagian dalam, tampak beberapa tiang berwarna merah
berjajar rapi dengan sebuah dinding rendah berupa lingkaran batu
berdiameter +/- 5 meter. Didalam lingkaran dinding batu terasa
sekali ada gelombang hawa panas, sementara warna dan bentuk apinya
sendiri terlihat samar-samar di bawah terjangan sinar matahari.
Jika dilihat secara sepintas, seolah tidak ada api sama sekali di
bagian tengah lingkaran tersebut. Namun kalau diperhatikan secara
seksama akan nampak sekali lidah api berwarna kuning
menyambar-nyambar keluar dari celah-celah batu yang ada dibawahnya.
Dari informasi petugas jaga yang ada dilokasi ini menyatakan bahwa
saat yang paling bagus melihat api tersebut adalah di sore atau
malam hari.
Tak jauh dari sumber Api Khayangan, kurang lebih 80 meter ke
arah timur laut anda akan menjumpai sebuah kolam air kecil berwarna
abu-abu muda dengan gelembung udara yang timbul dari dasar kolam
tersebut. Penduduk setempat menamakannya Kolam Blekuthuk (Jawa,
blekuthuk = gelembung air yang mengeluarkan suara). Meskipun nampak
seperti air mendidih, namun tidaklah panas suhu airnya. Hal ini
dimungkinkan gelembung udara yang ada berasal dari sumber gas yang
sama seperti ayang terdapat pada Api Khayangan. Penduduk setempat
mempercayai bahwa air tersebut berkhasiat untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit kulit, rematik dan gigi (berkumur dengan
air keruh ???). Dan agar khasiatnya tidak berkurang, harus
dioleskan langsung dari tempat tersebut, jangan dibawa pulang :D
Seperti halnya Api Mrapen dengan sumur airnya, Air Blekuthuk ini
dipercaya sebagai tempat mendinginkan besi tempaan keris pusaka
dengan cara mencelupkannya d kedalamnya.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Api Alam - Api Khayangan Gapura masuk lokasi wisata api alam Khayangan | | | | |
Disamping Api Khayangan dan Air Blekuthuk, sebuah bagian
lain dari lokasi Api Khayangan ini dipercaya sebagai tempat tirakat
Empu Supagati. Tempat itu berupa sebuah pohon beringin dengan
gundukan batu bata berukuran 20cmx30cm yang ada dibawahnya. Batu
bata tersebut ada kemiripan dengan batu sejenis peninggalan
Kerajaan Majapahit yang banyak tersebar di situs Trowulan. Hal ini
terlihat dari ukruan batu bata dan tanda boto kluwung atau goresan
tiga jari yang membentuk pelangi. Konon ditempat ini Empu Supagati
melakukan tirakat sambil membuat keris yang tersohor, Dapur
Jangkung Luk Telu Blong Pok Gonjo yang kini menjadi pusaka
kabupaten.
Secara umum, objek wisata ini telah dikelola dengan cukup baik.
Bangunan-bangunan yang ada di lokasi beserta sarana permainan anak-anak tampak masih kokoh dan terawat
cukup baik, tapi entah mengapa tidak banyak yang berkunjung
ke objek wisata ini. Mungkinkah karena lokasinya yang cukup jauh
dan terpencil di antara hutan jati ? Tentunya ini merupakan pe-er
tersendiri bagi pemda setempat untuk lebih meramaikannya lagi dengan salah
satu cara adalah mengadakan sarana transportasi umum menuju
lokasi.
|