| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Lain-lain - Pasar Semawis Suasana Pasar Semawis di Gang Warung | | | | | Pasar Semawis yang berada didaerah Pecinan Semarang awalnya
adalah pasar malam yg diadakan beberapa hari menjelang perayaan
Imlek tahun 2004. Penyelenggaraannya dimungkinkan karena pada
saat itu Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mencabut Instruksi
Presiden No. 14 Tahun 1967 yang melarang perayaan kebudayaan
Tionghoa. Pencabutan yang menandai era keterbukaan budaya ini
disambut sangat antusias oleh warga Tionghoa di Semarang dan
pasar malam yang tadinya hanya ada menjelang perayaan imlek
berubah menjadi event yang lebih reguler dan permanen.
Apabila anda datang mengunjungi lokasi pasar menjelang
perayaan imlek maka anda akan melihat daerah Pecinan ini akan
dihiasi dengan berbagai macam ornamen-ornamen seperti lampion
merah atau spanduk dimana-mana. Masyarakat sekitar akan
mengadakan arak-arakan sebuah boneka ayam berukuran besar di
beberapa gang.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Lain-lain - Pasar Semawis Bubur sumsum di warung "Serabi Kuah khas Kalicari" | | | | |
Selain itu anda juga akan disuguhi dengan berbagai macam
pertunjukan kesenian dan kebudayaan Cina seperti opera klasik,
wayang potehi (wayang golek khas Tionghoa), barongsai, wushu,
seni kaligrafi, konsultasi hingga pengobatan tradisional Cina.
Acara tahunan ini diadakan oleh Kopi Semawis (Komunitas Pecinan
Semarang untuk Wisata) yang didukung oleh Dinas Pariwisata
Propinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Semarang dan pihak-pihak
lain yang ikut peduli dengan pelestarian kawasan Pecinan.
Diluar perayaan imlek Pasar Semawis dan sekitarnya tetap
menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Berbeda dengan awal
penyelenggaraannya dimana lokasi pasar malam dimulai dari Jalan
Wotgandul Timur, Gang Warung, Gang Baru, Gang Belakang, Gang
Tengah, Gang Gambiran dan Gang Besen, Pasar Semawis sekarang
diadakan di Gang Warung dan hanya buka pada hari Jumat, Sabtu dan
Minggu malam mulai pukul 18.00-23.00. Pada saat itu akan akan
menjumpai ratusan stand dibuka. Jenis makanannya pun tidak hanya
terbatas pada kuliner khas Semarang tapi juga terdapat kuliner
yang mewakili komunitas Arab, Pakistan dan India.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Lain-lain - Pasar Semawis Penjual aneka buah di Pasar Semawis. | | | | |
Pemerintah Kota Semarang nampaknya cukup serius dalam menata
pusat lokasi wisata kuliner malam hari ini, bisa dilihat dari
pemilihan pedagang yang bisa membuka stand di Pasar Semawis dan
penataan tenda atau warung yang cukup rapi dan teratur. Seluruh
tenda atau warung penjual makanan terletak di sisi sebelah kanan,
deretan kursi dan meja makan diletakkan di sisi sebelah kiri
dengan menyisakan jalanan pengunjung ditengah-tengah. Sebetulnya
saya tiba di Pasar Semawis sudah lewat dari jam makan malam,
tetapi masih menemui kesulitan menemui kursi kosong karena bisa
dibilang semua kursi sudah terisi oleh penikmat kuliner
Semarang.
Kalau anda cukup familiar dengan kuliner khas Semarang maka
kerinduan anda akan terobati di Pasar Semawis ini. Berbagai
sajian khas sekaligus merupakan ikon kuliner Semarang bisa anda
temui disini seperti “Nasi Pindang dan Soto Sapi Bu
Tris”, “Nasi Gudeg mBok Sireng”, “Nasi
Ayam Karangturi” --yang penjualnya didatangkan langsung
dari depan SD/SMP Karangturi--, “Nasi Goreng Babat dan
Babat Gongso Kenangan”, “Sate Sapi Pak
Kempleng”, berbagai hidangan oriental khas Pecinan termasuk
sate Babi Singapore semua ada di Pasar Semawis. Berbagai makanan
lain seperti Nasi Goreng, Bakmie Jawa, Nasi Pela, Nasi Pecel,
aneka sate dan soto serta seafood juga menambah pilihan makanan
yang bisa anda tuju di Pasar Semawis.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Lain-lain - Pasar Semawis Penjual DVD di Pasar Semawis | | | | |
Tak hanya itu, minuman dan camilan ringan juga bisa anda temui
disini seperti Wedhang Kacang Tanah, Wedhang Ronde, aneka teh
dengan berbagai merek tempo doeloe serta tak ketinggalan pula
aneka es. Panganan lain seperti “Serabi Kuah Khas
Kalicari” dan “Loenpia Aduhai” nampaknya juga
sayang untuk dilewatkan.
Untuk memulai petualangan kuliner anda ada baiknya anda harus
benar-benar mengosongkan perut karena disepanjang jalan yang
berjarak kurang lebih 350m itu ada ratusan warung/tenda penjaja
makanan yang siap anda coba. Anda bisa memulai dengan mencoba
berbagai hidangan teh dengan merek tempo doeloe atau mencoba
panganan ringannya seperti siomay atau loenpia. Kalau anda datang
beramai-ramai bersama keluarga atau teman maka acara santap anda
bisa lebih meriah terutama apabila tiap orang memesan hidangan
yang berbeda-beda. Begitu banyak jenis hidangan yang ditawarkan
sehingga hanya mengunjunginya sekali saja dirasa tidak cukup.
Tak hanya itu, selain berbagai sajian makanan khas Pasar
Semawis juga membuka tenda khusus karaoke yang bisa diikuti oleh
siapa saja, namun sepanjang pengamatan saya umumnya peserta
karaoke adalah mereka yang fasih menyanyikan lagu-lagu Mandarin.
Jangan kaget kalau anda harus mengantri untuk bisa mandapatkan
giliran. Penontonnya-pun lumayan dan umumnya kaum tua. Mereka
akan menyimak baik-baik setiap bait kata yang anda nyanyikan
dengan teks yang sudah pasti bukan dalam bahasa Indonesia.
Lantunan lagu-lagu Mandarin ini akan menemani acara santap anda
di Pasar Semawis. Menambah khas suasana santap anda di daerah
Pecinan.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Lain-lain - Pasar Semawis Suasana santap di Pasar Semawis. | | | | |
Selain menjual berbagai makanan di Pasar Semawis juga ada
penjual buah-buahan, pakaian dan juga pernak-pernik lainnya.
Saran saya apabila anda ingin menyantap hidangan di Pasar Semawis
hendaknya anda perhatikan dengan baik seluruh menu yang disajikan
oleh warung tersebut karena bisa jadi dari deretan makanan itu
terdapat pula makanan non-halal dalam salah satu menunya.
Maklumlah konsumen Pasar Semawis memang mayoritas adalah
masyarakat Tionghoa di Semarang dan sekitarnya.
Apabila kebetulan anda mengunjungi daerah Pecinan ini pada
siang hari memang tidak tampak adanya tanda-tanda pasar malam,
tetapi itu bukan berarti anda tidak bisa berkeliling untuk
melihat sisa-sisa keindahan daerah Pecinan yang memiliki sebagian
dari total 20 klenteng yang terdapat di Semarang. Salah satunya
adalah Klenteng Tay Kak Sie yang terletak di Gang Lombok tepi
kali Semarang. Ada lagi Klenteng Liong Hok Bio di Gang Pinggir,
Klenteng Siu Hok Bio (1753) di Jalan Wotgandul Timur, Klenteng
Hoo Hok Bio (1792), Klenteng Kong Tik Soe, Klenteng Tong Pek Bio,
Klenteng Tek Hay Bio di Jalan Gang Pinggir, Klenteng Wie Wie
Kiong di Jalan Sebandaran I, Klenteng See Hoo Kiong di Jalan
Sebandaran I, dan Klenteng Grajen.
Jadi selain pasar malam yang dipenuhi dengan aneka jajanan,
kawasan ini juga kaya dengan peninggalan budaya yang menarik juga
untuk dikunjungi.
|