Desa Linggarjati merupakan sebuah Desa kecil yang berada di salah
satu wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Praktis desa kecil ini
dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dan dunia, pada
saat dilaksanakannya Perjanjian Linggarjati, pada tanggal 10-13
November 1946. Perjanjian ini dianggap sebagai perjanjian
yang sangat penting, karena berhubungan erat dengan eksistensi
Pemerintah Indonesia dimata dunia pada waktu itu, baik secara De
Facto dan De Jure dipertaruhkan.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Tempat Bersejarah - Gedung Linggarjati | | | | |
Ibarat sungai, Linggarjati merupakan salah satu mata air yang
mengaliri sungai tersebut, sehingga air mengalir terus sampai ke
hilir dan akhirnya bermuara di laut membentuk lautan yang luas
dengan segala kekayaaan alamnya. Begitupun dengan Linggarjati,
merupakan bagian yang sangat penting dari perjalanan sejarah Bangsa
Indonesia, sehingga sampai sekarang bisa menjadi bangsa yang
merdeka dan berdaulat. Diantara isi pokok persetujuan Linggarjati
adalah : (1) Belanda mengakui secara De Facto Republik Indonesia
dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura;
(2) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerjasama dalam membentuk
negara Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah
Republik Indonesia;(3) Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan
membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda selaku
ketuanya.
Peristiwa yang berlangsung 59 tahun silam tersebut, masih dapat
kita saksikan melalui peninggalan-peninggalan yang ada di Gedung
Linggarjati, sekaligus dijadikan sebagai salah satu bangunan cagar
budaya oleh Pemerintah sesuai dengan UU.No.5 tahun 1992. Desa
Linggarjati sendiri berada di wilayah Blok Wage, Dusun Tiga,
Kampung Cipaku, kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
Desa ini terletak pada ketinggian 400 meter di atas permukaan air
laut, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani. Sebelah selatan desa ini berbatasan dengan Desa Linggasana,
sebelah timur berbatasan dengan Desa Linggamekar, sebelah utara
berbatasan dengan Desa Lingga Indah dan sebelah barat berbatasan
dengan Gunung Ciremai. Untuk mencapai lokasi ini tidaklah terlalu
sulit, karena akses jalan aspal yang mulus, sehingga mudah sekali
dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dari arah
Cirebon kurang lebih 25 km sedangkan dari arah Kuningan kurang
lebih 17 km.
Hawa sejuk dan damai akan kita rasakan ketika mulai memasuki
pelataran Gedung Linggarjati. Bangunan kuno dan megah yang
dikelilingi oleh taman yang asri, dengan suasana yang tidak terlalu
ramai, semakin menambah penghayatan suasana Linggarjati. Luas
komplek Linggarjati kurang lebih 2,4 hektare, dimana sepertiga dari
luas tersebut merupakan bangunan gedung yang dipergunakan untuk
perundingan. Bangunan ini sendiri tadinya dibangun oleh warga
negara Belanda, sebagai tempat peristirahatan, yang kemudian
dipilih sebagai tempat perundingan dan akhirnya diserahkan kepada
Pemerintah Indonesia sebagai salah satu bangunan cagar budaya
Pemerintah Indonesia. Walaupun berupa bangunan lama, tapi secara
keseluruhan kebersihan gedung ini nampak terjaga sekali. Ada 14
orang yang membantu merawat gedung ini, diantaranya 7 orang
merupakan PNS ( Pegawai Negeri Sipil ), dan sisanya adalah pegawai
honorer.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Tempat Bersejarah - Gedung Linggarjati | | | | |
Bangunan ini terdiri dari beberapa ruang, yaitu ruang tamu,
ruang tengah, kamar tidur, kamar mandi dan ruang belakang. Ruang
tamu dipergunakan sebagai ruang untuk melakukan lobi dan meeting
informal. ruang tengah merupakan ruang utama, dimana perjanjian
Linggarjati dilaksanakan. Ternyata posisi kursi yang diduduki oleh
para anggota perundingan masih sama seperti dulu waktu perundingan
dilangsungkan. diantara para peserta perundingan tersebut adalah,
delegasi Indonesia terdiri dari : 1.Sutan Sjahrir;2.Mr.Soesanto
Tirtoprodjo;3.Dr.A.K.Gani;4.Mr.Muhammad Roem;. delegasi Belanda
terdiri dari:1.Prof.Ir. Schermerhorn ; 2.Mr.Van Poll ;
3.Dr.F.DeBoer ; 4.Dr.Van Mook. Dan sebagai notulensi adalah;
1.Dr.J.Leimena;2.Dr.Soedarsono;3.Mr.Amir Sjarifuddin;3.Mr.Ali
Budiardjo. Kamar-kamar tidur yang bersebelahan dengan ruang
perundingan merupakan tempat tidur yang dipergunakan oleh delegasi
Indonesia dan Belanda selama mengikuti jalannya perundingan.
Hari-hari biasa tempat ini biasanya sepi pengunjung,
paling-paling kalau ada kunjungan biasanya kunjungan nostalgia dari
para wisman Belanda yang ingin. Baru pada hari libur, tempat ini
ramai dikunjungi oleh pengunjung yang hampir sebagian besar adalah
anak-anak sekolah, yang tidak hanya berasal dari daerah sekitar,
namun juga berasal dari seluruh wilayah Indonesia. Biaya
operasional tempat ini, selain diberi subsidi oleh Pemerintah, juga
sedikit terbantu oleh kehadiran pengunjung. Pengunjung yang datang
diharapkan bisa mengisi uang kas dengan jumlah seikhlasnya,
kemudian uang tersebut digunakan untuk membantu biaya perawatan
gedung. Menurut Pak Judi, salah satu petugas museum
mengatakan,"Peranan pemerintah untuk menjaga kelestarian gedung ini
sangat diharapkan, terutama dalam hal pendanaan,". Selama ini
banyak sekali para Pejabat Pemerintah yang memberikan sumbang
saran, namun lebih dari itu adalah bukti konkret berupa pendanaan
untuk terus menjaga kelestarian Gedung Linggarjati.
Tidak jauh dari Museum Linggarjati, tersedia juga obyek wisata
alam sebagai pelengkap wisata Museum Linggarjati. Tempat tersebut
terdiri dari taman-taman dengan pohon-pohon yang rindang dan
dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang lain. Seperti kolam
renang, kemudian danau buatan-dimana kita bisa melintasi danau
tersebut dengan perahu karet dan tersedia juga pondok-pondok
penginapan bagi pengunjung yang ingin menginap ditempat tersebut.
Sayangnya, pengelolaan tempat tersebut kurang diperhatikan,
sehingga terlihat agak kotor, banyak sampah yang berserakan dan
pengaturan taman-taman yang kurang rapi, sehingga banyak rumput
yang tumbuh disana-sini. Untuk menjaring pengunjung yang lebih
banyak, pemda setempat harus lebih peduli, baik dalam hal
pengelolaan maupun dalam hal promosi. Karena lokasi yang mudah
dijangkau, serta udara yang cukup sejuk, wisata ini kalau dikelola
secara profesional tentu kedepan akan semakin menarik banyak
wisatawan.
|