|
Buyung Akram,
(GMT+7) 16:48:38 Selasa, 05 Juli 2005)
| |
Anda mesti tahu mereka menggunakan DATUM apa ? Kalau dasar DATUM yang anda gunakan berbeda dengan yang mereka pakai bisa dipastikan peta yang dihasilkan akan berbeda. Umumnya standard yang digunakan adalah DATUM WGS84, tapi nggak salah juga pakai datum yang lain.
DATUM sendiri merupakan suatu metode untuk memproyeksikan bentuk permukaan bumi yang tidak bulat sepurna menjadi bentuk bidang datar. Nah itu pasti perlu formula khusus untuk translasi beda dentuk/bidang. kalau formulanya nggak sama ya hasilnya pasti nggak sma juga 
|
|
Lightning Buster,
(GMT+7) 07:30:17 Rabu, 06 Juli 2005)
| |
Jadi intisarinya, semua peta-peta Basemap wajib menyertakan Proyeksi yang dipergunakan. Dan bagi Pengguna Basemap tsb harus mengikuti Proyeksi yg sama yang dipergunakan untuk meng UPDATE, isi peta yang sudah ada. Saya kebetulan biasa menggunakan (UTM WGS84 dan Geografis WGS84)untuk keperluan Navigasi Survey. Dan Basemap wajib saya adalah Peta-peta Bakosurtanal.
Mohon dibetulkan Pak kalau ada pernyataan saya yg salah
|
|
Joe,
(GMT+7) 19:01:20 Kamis, 14 Juli 2005)
| |
Kalo denger ceritanya orang pemetaan, bikin peta itu pake foto udara yang kemudian di cek dengan titik-titik tetap (benchmark) yang ada dilapangan. Yah samalah dengan kita kalau mau kalibrasi peta scanning di mapinfo. Dari peta udara ini baru digambar lagi menjadi peta garis. Beberapa peta masih menggunakan datum jaman dulu seperti Bessel 1846 (Batavia) dan ID74. Datum ini agak berbeda beberapa derajat dengan wgs84. Peta jawa yang sudah skala 1:25000 sudah pake datum nasional Indonesia DGN95 yang sama dengan WGS84. Saya sudah cek peta2 bako akurat banget di lapangan. Masalah biasanya terdapat pada gps kita yang tipe navigasi karena akurasinya 5-15 m. Jadi tracklog kitalah yang akurasinya enggak tepat. Peta2 kertas bakosurtanal memang kadang2 1 lembar dengan lembar yang lain kalau ditempel enggak nyambung. Tapi coba deh scanning lembar-lembar itu dan kalibrasi, pasti muantep nyambungnya.
|
|
Lightning Buster,
(GMT+7) 11:12:41 Jumat, 15 Juli 2005)
| |
Pak Joe.. Saya semakin bertanya-tanya yaa, Kalau akurasi GPS 5-15 tidak bisa jadi patokan, kenapa hasil track saya dengan GPS 12XL bisa begitu beda jauh polanya (sekitar 1 km)dengan track hasil Peta Digital Bako. Saya ambil contoh track "Jalan Kereta Api".
Maaf saya masih awam sekali dengan Digitasi Peta. O yaa mengenai Kalibrasi Peta Hasil Scan bapak memang benar deh.. Saya sudah mencobanya utk Hardcopy Peta Bako (1:50.000)untuk Cirebon sampai Palimanan.. nyambung betul
Salam, aji
|
|
Joe,
(GMT+7) 19:13:52 Rabu, 20 Juli 2005)
| |
wah kalo sampe 1 km, pasti datumnya yang beda. coba liat datum kebumen pake apa? Coba ke sta. gombong, lalu liat koordinat main line tracknya jangan di siding tracknya dan cek koordinatnya antara gps dan peta.
|
|
Joe,
(GMT+7) 20:40:19 Rabu, 20 Juli 2005)
| |
OK, mas. coba kita liat contoh peta rupa bumi lembar cirebon skala 1:25000 tahun 2000, grid 30 detik, dan datum DGN95. Line warna hijau pupus yang ada directionnya merupakan hasil tracklog dengan interval 10m pakai gpsmap 60cs. Saat perjalanan, akurasinya hanya 10-15m karena banyak pohon dan saya enggak pake re-radiating antena. Tracklognya cukup akurat kan? Tapi liat tracklog waktu saya naik kereta api yang ada di kanan atas. Tracklognya jauh melenceng karena akurasi waktu masuk stasiun cirebon jadi 24m, karena ada atap pelindung di atas peron. Saya sama-sama pakai mapinfo dengan datum wgs84 yang secara sistem sama dengan DGN95
|
|
Joe,
(GMT+7) 22:35:11 Rabu, 20 Juli 2005)
| |
Ada yang lupa. Mas Aji, maksud saya bukan kanan atas tapi kiri atas. Lihat lokasi stasiun cirebon kejaksaan bukan cirebon prujakan. Hasil tracklog bisa kita download langsung pakai GarFile dan dijadikan MIF.
|
terlebih dahulu sebelum memberi tanggapan.
