|
|
|
Forum Peta: Peta GPS: Geocaching Tugu Pemetaan 1897 |
|
|
|
|
Topik | : Peta GPS: Geocaching Tugu Pemetaan 1897 |
Penulis |
: Amerta |
(GMT) 00:00:00 Jumat, 12 Agustus 2005
|
Tanggapan |
: 12 |
Dilihat: 6205
|
Kategori : Peta
|
|
Daftar lengkap dari 1897 titik triangulasi telah diconversikan dengan datum dalam format WGS84. Daftar itu adalah dalam file Garmin Mapsource yang dilampirkan dengan nama "Jawa Titik Triangulasi Primer Sekunder Tahun 1897". Nomor ...
|
|
|
|
|
Joe,
(GMT+7) 16:53:53 Sabtu, 13 Agustus 2005)
| |
Tahun 1897, mereka pake datum apa ya? Batavia (DJakarta)?
|
Buyung Akram,
(GMT+7) 17:48:57 Rabu, 17 Agustus 2005)
| |
Gua nggak ngerti juga euy.. Tapi menurut gua sih nggak pake datum type apapun, dengan alasan kalau kita bikin peta sendiri dengan skala yang sesuai/mewakili dengan kodisi real di lapangan, kan tinggal re-calibrate pake datum WGS84 otomatis udah sesuai dengan datum tersebut.
Sebagai contoh misal saya punya peta citra satelit kampung dimana saya tinggal. Trus iseng gua tracking manual tanpa pakai DATUM jenis apapun, hasil manual tracking tersebut kemudian di kalibrasi oleh orang lain dengan DATUM 84 otomatis akan jadi tipe datum tersebut. Hal yang mungkin akan sedikit bermasalah di daerah kutub dimana jarak antara Latitude/Longitude untuk nilai yang sama tidak memiliki hasil yang sama untuk jarak yang sebenarnya, misal 1 derajat Longitude mewakili a km, tapi 1 derahat Latitude akan memilii jarak b km. Hal ini disebabkan pada daerah kutub lebih rapat jarak Longitudenya.
|
Joe,
(GMT+7) 15:16:31 Jumat, 19 Agustus 2005)
| |
Boss, gue liat peta jawa kuno yang ada disini. Gue rasa itu juga enggak pake datum-datuman. kepala kuda laut yang ada di banten jadi pesek gitu
|
Buyung Akram,
(GMT+7) 20:40:38 Jumat, 19 Agustus 2005)
| |
Emang sih,. tapi keakuratan untuk waypoint sepertinya bisa diandalkan kok,.. Lupakan dulu deh garis pantai => busyet dah kalau tahun segitu mo bikin garis pantai yang akurat butuh waktu berapa tahun .
Gua lagi penasaran dengan peta situs candi yang di kasih ama bos Amerta ini didaerah sekitar gunung penanggungan. Asal lu tahu aja, kordinat situs petirtaan jolotundo (artikel) yang ada di situs ini sempat di "komplain" ama bos Amerta karena menurut dia, kordinat tersebut bukan kordinat Jolotundo, melainkan kordinat candi lain yang ada dan tersebar di gunung tersebut (40 buah). Sempat ngotot gua pada awalnya bahwa gua yang benar, but setelah gua check berdasarkan tracklog yang ada, baru sadar, bahwa kordinat yang gua masukkan di artikel tersebut adalah kordinat asumsi awal sebelum berkunjung kelokasi, bukan kordinat sebenarnya. Dan setelah saya bandingkan kordinat hasil tracklog dengan peta kuno yang dia punyai => busyet dah cuman beda sekitar 5 meter echo fcEmot("13"); ?>
|
Joe,
(GMT+7) 09:42:51 Sabtu, 20 Agustus 2005)
| |
Orang Belanda emang detail banget. Jalan kereta api kita kan peninggalan Stats Spoorwagen, PT KA nya jaman dulu. Contohnya jalan kereta jakarta - bandung. Mereka bisa ngambil rute yang secara umum enggak bagus karena muter-muter, tapi secara teknis ternyata emang bagus banget. Mereka menghindari daerah patahan. Gue kadang2 mikir, pake teknologi apa mereka mengestimasi daerah patahan.
|
eka ristandi,
(GMT) 08:47:11 Selasa, 06 Februari 2007)
| |
mas, klo info dalam source datumnya ada ga?
saat melakukan pekerjaan di wilayah sumatera bag utara (medan sampai aceh) saya mengamati beberpa titik triangulasi tersier (TT) menggunakan GPS Geodetic, masalahnya untuk mendapatkan source datum (kemungkinan menggunakan batavia/jakarta datum dengan ellipsoid bessel 1841). ada yg punya saran dimana saya mendapatkan info source datumnya.
terima kasih.
ristandi_eka99@yahoo.co.id
|
SyaifulA,
(GMT) 11:45:06 Kamis, 08 Februari 2007)
| |
Pak Eka, Antara Ellipsoid Bessel 1841 dan Ellipsoid WGS 84, yang beda hanya besaran sumbu a dan b aja, dan itu bisa ditransformasikan Bessel ke WGS atau sebaliknya.
Belanda ngukurnya pakai cara TRIANGULASI (Pengikatan ke muka dengan pengukuran sudut) dan ini lebih teliti dari pengukuran jarak (pada saat itu). Salam
|
okuz,
(GMT) 02:48:43 Selasa, 15 Februari 2011)
| |
mo nimbrung bro, Untuk titik Triangulasi buatan belanda, P (Primer, S (sekunder), T (tersier), KQ (Kuarter) sejarahnya dibuat dengan pengamatan bintang yg disebut Astronomi sedangkan koordinatnya memakai kartisian (itu utk X , Y), tergantung daerahnya untuk datumnya,Misal Gunung Genuk, sedang untuk (Z elevasi) digunakan pengukuran Pasang surut (MSL) kemudian dibawa ke titik triangulasi tersebut sehingga titik Triangulasi mempunyai Koordinat (X,Y dn Z), untuk mendapatkan Koordinat Kartesian tersebut silahkan datang ke Topografi Angkatan darat baik dipusat (DITTOPAD Jakarta) maupun yang di daerah (Topdam)Tugu-tugu tersebut masih dirawat oleh Topografi Angkatan Darat, apabila hilang/bergeser dari posisinya ada perawatannya. sedangkan untuk mengkonversi koordinat silahkan kunjungi di www.petatool.blogspot.com, semoga info ini bermanfaat bagi rekan2 yg menggunakan, terimakasih
|
okuz,
(GMT) 02:56:35 Selasa, 15 Februari 2011)
| |
Nambah dikit : Untuk Tugu Triangulasi Belanda terlebih dahulu dibuat 2 Tugu P sebagai titik ikat kemudian diturunkan menjadi S, T dan KQ, pengukurannya menggunakan pengukuran silang kemuka dan kebelakang, sedangkan Untuk Z (tinggi) sudah DPL (MSL)rata-rata permukaan air laut. untuk GPS titik tinggi menggunakan tinggi elipsoida, sehingga kalo GPS dibawa ke pantai Altimeternya tidak mungkin 0 (NOL) karena bukan mengambil dari rata-rata air laut, terimakasih
|
Ricardo,
(GMT) 17:02:50 Selasa, 24 Mei 2011)
| |
file geochachin.zip nya update terakhir kapan bos BA?? yg sudah ketemu, symbolnya peti terbuka ?
|
dwiyantikusuma,
(GMT) 08:52:11 Senin, 03 Mei 2021)
| |
Selamat sore Bapak/Ibu Amerta, saya mau tanya: apakah saya boleh menggunakan file Geocaching-nya sebagai basis data visualisasi untuk tulisan saya? Mohon infonya. Terima kasih banyak sebelumnya. Salam.
|
Anda diharuskan login terlebih dahulu sebelum memberi tanggapan. |
|