| Fotografer: Ninuk.A Kareta Garudo Yeksa. Disebut juga sebagai Kareta Kencana (kareta emas). Semuanya yang ada di kareta ini masih asli termasuk simbol/lambang Burung Garuda-nya yang terbuat dari emas 18 karat seberat 20kg. | | | | |
| Fotografer: Ninuk.A Kareta Roto Biru
Buatan Belanda pada tahun 1901 pada masa Sri Sultan HB VIII. Dinamakan Roto Biru mungkin karena kareta ini didominasi oleh warna biru cerah sampai ke bagian roda-nya. Dipergunakan untuk manggala yudha bagi panglima perang. | | | | |
| Fotografer: Ninuk.A Kareta Kanjeng Nyai Jimad
Merupakan pusaka Kraton, buatan Belanda tahun 1750. Asli-nya hadiah dari Spanyol yang pada saat itu sudah memiliki hubungan dagang dengan pihak kerajaan. Dipergunakan sebagai alat transportasi sehari-hari Sri Sultan HB I - III. Ditarik oleh 8 ekor kuda. Kondisi seluruhnya masih asli. Per kareta terbuat dari kulit kerbau. Setiap bulan Suro setahun sekali dilakukan upacara pemandian. | | | | |
| Fotografer: Ninuk.A Untaian bunga dan daun yang dipergunakan untuk mengkramatkan kereta Nyi Jimad | | | | |
|
| Fotografer: Ninuk.A Kareta Kyai Jongwiyat. Buatan Belanda (Den Haag) tahun 1880. Peninggalan Sri Sultan HB VII, dipergunakan untuk manggala yudha atau dalam peperangan, misalnya untuk memeriksa barisan prajurit dan sebagainya. | | | | |
| Fotografer: Ninuk.A Kareta Kus Sepuluh
Buatan Belanda pada tahun 1901 pada masa Sri Sultan HB VIII. Aslinya adalah kareta Landower dan bisa dipergunakan untuk pengantin. Cat aslinya yang berwarna hijau sudah diganti menjadi kuning dan dipercayai mengandung makna politis (warna salah satu parpol) pada saat dilakukan pengecatan ulang. Walaupun bisa dipergunakan sebagai kareta pengantin namun pada acara pernikahan putri Sri Sultan HB X yang baru lalu kareta ini tidak dipakai oleh mempelai. | | | | |
| Fotografer: Ninuk.A Kareta Mondro Juwolo
Ini adalah kareta yang dulunya dipakai oleh Pangeran Dipenogoro. Cat-nya diperbarui pada saat diadakannya Festival Kraton Nusantara. Buatan Belanda tahun 1800. Ditarik oleh 6 ekor kuda. Fungsinya adalah sebagai alat transportasi. | | | | |
| Fotografer: Ninuk.A Tampak depan dari Museum Kereta keraton Yogyakarta | | | | |
|
| Fotografer: Ninuk.A Kareta Jolodoro
Buatan Belanda 1815. Peninggalan Sri Sultan HB IV. Kareta Jolodoro adalah kareta pesiar (dari kata “Jolo” = menjaring, “Doro” = gadis). Pengendali atau sais berdiri dibelakang. | | | | |
| Fotografer: Ninuk.A Kareta Roto Praloyo
Merupakan kareta jenazah yang dibeli pada masa Sri Sultan HB VIII pada tahun 1938. Kareta inilah yang membawa jenazah Sultan dari Kraton menuju Imogiri. Ditarik oleh 8 ekor kuda. | | | | |
| Fotografer: Ninuk.A Kareta Landower Surabaya
Kareta ini sudah dipesan dari masa Sri Sultan HB VII dan baru bisa dipakai pada saat masa pemerintahan Sri Sultan HB VIII. Kareta ini buatan Swiss dan dipergunakan sebagai sarana transportasi penyuluhan pertanian di Surabaya. | | | | |
| Fotografer: Ninuk.A Contoh pelana Sultan. | | | | |
|