 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Budaya - Trunyan | |  | |  | Trunyan, suatu lokasi di pinggir danau batur. Merupakan suatu area
yang dihuni oleh penduduk asli Bali, dan terkenal dengan
"pemakaman" terbuka yang unik. Untuk mencapai lokasi kita harus
menggunakan jasa perahu motor yang tersedia di pinggir danau batur.
Biasanya para calo menawarkan tarif Rp. 200 ribu per perahu PP,
tapi harga itu masih bisa ditawar .... saya sendiri cukup membayar
Rp. 150ribu per perahu PP, sharing dengan wisatawan lain yang
pengen melihat trunyan. Perjalan ke lokasi kurang lebih memakan
waktu 20 menit.
Konon penduduk didaerah trunyan adalah penduduk asli Bali,
sebelum kedatangan penduduk Bali yang merupakan keturunan
"Mojopahit". Didaerah trunyan, penduduk memiliki adat pemakaman
yang cukup unik. Dimana bila ada warga yang meninggal, jenasah
"dimakamkan" di atas batu besar yang memiliki cekungan 7 buah.
Cekungan itu sendiri terbentuk secara alamiah saat Gunung Agung
meletus. Jenasah hanya diletakkan begitu saja diatas cekungan batu
dengan hanya dipagari bambu anyam secukupnya. Uniknya, meskipun
sudah berhari-hari dan tidak di"balsem" tetapi jenasah sama sekali
tidak bau.
Rahasia mayat-mayat tidak menyebarkan bau busuk ternyata
terletak pada pohon Taru Menyan yang dibiarkan tumbuh lestari dan
rimbun di sekitar tempat pemakaman tersebut. Bau harum yang
dikeluarkan oleh pohon Taru Menyan ini mengalahkan bau busuk yang
dikeluarkan oleh jenazah yang membusuk sampai akhirnya tinggal
kerangka tulang. Saya sendiri menyaksikan dari jarak kurang dari 1
meter jenasah yang sudah berumur 3 minggu, tetapi tidak sedikitpun
tercium bau busuk. Konon nama Desa Trunyan diambil dari nama pohon
Taru Menyan ini.
 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Budaya - Trunyan | |  | |  |
Desa ini memiliki tiga jenis kuburan, yang terdiri dari kuburan
utama, diperuntukkan bagi jenazah orang yang dianggap paling
suci/baik dan meninggal secara wajar dengan jazad utuh. Biasanya
orang -orang yang dikuburkan disini adalah pemuka agama dan
pemimpin atau pemuka adat dan lain-lain yang dihormati. Kuburan
yang kedua adalah kuburan bagi orang dewasa dan bayi yang meninggal
dengan jasad utuh. Sedangkan untuk kuburan yang terakhir adalah
kuburan bagi orang-orang yang meninggal secara tidak wajar seperti
dikarenakan bunuh diri, bencana alam atau kecelakaan lalu lintas
dan sebagainya yang jenazahnya tidak lengkap atau cacat.
Yang perlu menjadi perhatian bila ke trunyan adalah para
"Guide"-nya !. Hati-hati dengan para "Guide" liar disana, karena
pada awalnya mereka cukup ramah dengan menawarkan jasa untuk
mendampingi kita melihat-lihat dan menceritakan hal-hal yang
terkait dengan "trunyan". Tetapi pada saat kita hendak pulang,
mereka akan mendesak kita terus untuk memberikan uang jasa
"Guide".
|